Negara-negara di kawasan Asia Pasifik menyediakan dukungan yang lebih baik untuk para pengusaha wanita untuk mencapai kesejahteraan berdasarkan studi perdana Mastercard dengan tajuk "Womens Entrepreneurial Index".
Studi tersebut juga menunjukkan dukungan seperti tingginya peluang untuk memperoleh aset pengetahuan yang lebih maju dan akses menuju layanan keuangan akan meNdorong munculnya pengusaha yang mempunyai keinginan untuk berkembang, sedangkan pengusaha perempuan tanpa dukungan hanya memiliki motivasi untuk bertahan hidup.
"Kita telah mencapai tingkatan di mana kita telah menyadari pentingnya peran wanita dalam pembangunan sosial ekonomi di masyarakat. Terlebih di negara-negara berkembang, inklusi ekonomi yang lebih besar dari kaum wanita dapat membawa perubahan penting dalam perbaikan ekonomi," ujar Senior Vice President Communications Asia Pacific Mastercard Georgette Tan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Meski demikian, menurut dia mengubah kesadaran tersebut menjadi inklusi ekonomi dengan menghilangkan peran gender yang tradisional dan kuno pada masyarakat, budaya dan kebiasaan masih memerlukan jalan panjang.
Hal itu, kata dia, memerlukan sebuah usaha bersama dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat dan sektor swasta lainnya, juga kepercayaan diri dan kemauan dari perempuan untuk mengambil peran dan risiko terkait dengan kewirausahaan.
Studi tersebut juga mengukur kemampuan pengusaha perempuan memanfaatkan peluang yang diberikan melalui berbagai kondisi yang mendukung di lingkungan setempat.
Hasilnya menunjukkan kewirausahaan wanita mengalami kemajuan dengan tingkat yang berbeda dan cara yang berbeda di seluruh 16 negara di kawasan Asia Pasifik.
Secara keseluruhan, Selandia Baru menempati posisi pertama (53,9) dalam indeks tersebut, disusul oleh Australia (51,7) dan Thailand (50,9). Sebaliknya, India (33,3), Sri Lanka (32,7) dan Bangladesh (27,0) memiliki skor keseluruhan yang paling rendah. Hal ini menunjukan bahwa kondisi untuk mendorong dan membantu perkembangan wirausaha perempuan merupakan hal yang paling sulit di negara-negara tersebut.
Di negara maju seperti Selandia Baru (53,9), Australia (51,7), Singapura (50,1) dan Taiwan (48,6) yang menduduki peringkat pertama, kedua, kelima dan keenam secara berurutan, kehadiran kewirausahaan perempuan sebagian besar didorong oleh kondisi pendukung yang kuat.
Sementara di negara berkembang seperti Thailand (50,6) dan Filipina (50,1) yang menduduki peringkat ketiga dan keempat, kemajuan wanita sebagai wirausaha lebih didorong oleh tingkat kemajuan wanita yang lebih tinggi dan faktor kewirausahaan seperti kepemimpinan bisnis dan representasi politik. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement