Produk mebel Indonesia semakin dipercaya oleh pasar global sebagai produk yang kuat dan berkualitas. Pasar internasional sepertinya juga sangat berharap kepada produsen mebel dalam negeri untuk terus menghasilkan produk-produk yang semakin inovatif dan berkualitas.
Kepedulian pasar global terhadap produksi mebel di Indonesia dapat dilihat dari upaya negara-negara penghasil mesin produksi mebel yang terus menciptakan teknologi terbaru untuk meningkatkan daya saing mebel dalam negeri. Mesin produksi mebel teknologi mebel terbaru itu seperti dipamerkan dalam kegiatan International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) and Woodworking Machinery Exhibition (WOODMAC) yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu-Jumat (28-30/9/2016).
Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 250 perusahaan internasional dari 23 negara seperti Amerika, China, Taiwan, Italia, dan Jepang.
Ketua Pelaksana IFMAC and WOODMAC Sofianto Widjaja mengatakan kegiatan tersebut memberikan solusi terbaik yang memungkinkan perusahaan memproduksi mebel dengan kualitas tinggi yang sesuai dengan kemampuan kreatif yang unik dari para desainer dan pengrajin di Indonesia.
Kegiatan pameran yang digelar rutin setiap tahun itu, menurut Sofianto, selalu menunjukkan pertumbuhan baik dari sisi peserta maupun pengunjung. Sasaran utama pameran tersebut adalah pelaku bisnis mebel yang ada di Indonesia atau bersifat business to business (B2B).
"Jumlah peserta tahun ini meningkat 20% dari tahun lalu. Kami harapkan dari sisi pengunjung nantinya juga akan meningkat," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan bahwa dengan besarnya basis pelanggan akhir di dalam negeri dan luar pasar domestik, produsen mebel, dan produsen kayu negara merasakan permintaan yang cepat sehingga membutuhkan pengerjaan yang tepat waktu.
"Teknologi modern yang efisien adalah aset utama yang dapat memberikan keunggulan kompetisi bisnis untuk memasok produk yang lebih baik dan lebih cepat," ujarnya.
Menurut Abdul Sobur, jumlah pengrajin mebel di Indonesia juga sangat banyak. Yang tergabung dalam HIMKI sudah mencapai 3.000 perajin. Dari jumlah tersebut sekitar 20% menjadi pelanggan rutin datang ke pameran tersebut untuk mendapatkan perkembangan teknologi terbaru.
Namun, target dari produk-produk yang dipamerkan dalam kegiatan tersebut seluruh produsen mebel dalam negeri. Target penjualan dari kegiatan tersebut sekitar Rp1,6 triliun dari HIMKI saja dan mencapai Rp4-6 triliun di luar HIMKI.
Diakuinya, Indonesia sebagai salah satu produsen mebel terbesar di dunia belum mampu memproduksi alat-alat produksi sendiri. Kebanyakan alat-alat produsen tersebut didatangkan dari negara-negara maju seperti Jerman, Jepang, Taiwan, Amerika, Italia, dan China.
"Kebanyakan peserta pameran ini memang dari China karena harganya lebih terjangkau, namun dari kualitas tidak kalah," ujar Abdul Sobur.
Dengan penggunaan teknologi terbaru seperti yang ditawarkan dalam kegiatan tersebut, Abdul Sobur mengharapkan produksi mebel di Indonesia menjadi lebih besar lagi dan produk yang dihasilkan lebih kuat dan berkualitas sebab sebagai negara terbesar penghasil kayu berkualitas ternyata produksi mebel di Indonesia berada di peringkat 13 secara global dan masih di bawah Malaysia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement