Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyatakan mengalami ketidaksesuaian antara pemasukan dan pengeluaran atau mismatch sebesar Rp300 miliar.
Per 30 Agustus 2016 pendapatan iuran peserta yang berhasil dikumpulkan baru sebesar Rp44,2 triliun. Sementara biaya manfaat yang dikeluarkan sebesar Rp44,5 triliun dengan rasio klaim 100,68%. Dengan kondisi itu artinya ada selisih lebih bayar sebesar Rp300 miliar.
"Ini karena iuran peserta (Penerima Bantuan Iuran/PBI) berdasarkan aktuaria DJSN dan perguruan tinggi yang dibutuhkan harusnya Rp36 ribu per kapitasi tapi pemerintah hanya tanggung Rp23 ribu. Jadi itu saja mismatch Rp13 ribu," ujar Direktur Hukum, Komunikasi, dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi saat Media Gathering BPJS Kesehatan di Yogyakarta pada Kamis-Sabtu, 6-8 Oktober 2016.
Kendati demikian, dia enggan menyalahkan pemerintah. Menurutnya dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, wajar bila kebijakan pemerintah masih belum sesuai aktuaria yang diharapkan.
"Namun memang kita terus selalu salahkan situasi karena pemerintah dihadapkan perlambatan ekonomi," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan iuran BPJS Kesehatan per 1 April 2016. Kenaikan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Dalam beleid tersebut, iuran untuk kategori PBPU kelas III menjadi Rp30 ribu dari sebelumnya Rp25.500, kelas II menjadi Rp51 ribu dari sebelumnya Rp42.500, dan kelas I menjadi Rp80 ribu dari sebelumnya Rp59.500. Selain itu, iuran jaminan kesehatan peserta PBI juga mengalami penyesuaian, yakni dari Rp19.225 menjadi Rp23 ribu.
"Ada tiga mekanisme, peningkatan iuran disesuaikan untuk berbeda kelas, kita hitung kemampuan dan masyarakat membutuhkan, saat itu Perpres banyak keluhan. Kita pahami dinamika masyarakat," ucapnya.
Dengan penyesuaian iuran, Bayu menargetkan mismatch yang terjadi pada tahun ini tidak lebih dari Rp9,97 triliun dengan total pertanggungan hingga 1 Oktober 2016 mencapai 169.357.677 jiwa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement