Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah sedang menunggu proposal kereta semicepat Jakarta-Surabaya dari Jepang, sebelum diambil keputusan terkait pembangunan infrastruktur tersebut.
"Kami minta Jepang untuk memberikan semacam proposal, apa yang dimaksud dan akan dikerjakan. Termasuk 'timeframe'nya," kata Budi saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Budi mengatakan pemerintah telah menawarkan proyek konektivitas tersebut kepada Jepang sebagai hasil pembicaraan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan seusai bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Namun, menurut Budi, pemerintah Jepang sedang menyusun proposal kereta semicepat yang mencakup hal-hal teknis penggunaan rel maupun jenis kereta yang digunakan.
"Di proposal itu akan mengatakan misalnya bisa menggunakan rel yang ada tapi menghilangkan lintasan sebidang. Itu yang paling rasional. Atau mengganti kereta api dengan sistem lain. Proposal itu yang belum kami dapatkan," katanya.
Budi mengharapkan apabila proposal tersebut telah selesai, maka studi kelayakan (Feasibility Study/FS) dari proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya bisa segera dilakukan dan pembangunan dapat dimulai dalam empat tahun mendatang.
"FS paling dua atau tiga bulan maksimal. Bersamaan itu mungkin juga akan datang FS dari Jepang. Setelah FS, perencanaan, pembangunan bisa dilakukan paling tidak tiga-empat tahun," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengharapkan Jepang dapat mengerjakan proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya.
"Kami sudah menyampaikan surat resmi kepada Pemerintah Jepang untuk dapat mengerjakan proyek ini. Secara pribadi saya yakin teknologi Jepang tepat untuk proyek ini," katanya.
Dalam lawatan ke Jepang sejak Kamis (6/10), Luhut bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe, Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Keiichi Ishii, Wakil Menteri Luar Negeri Shinsuke Sugiyama dan beberapa anggota muda Liga Parlemen Jepang Indonesia.
Luhut menjelaskan, dengan adanya kereta semi cepat Jakarta-Surabaya berkecepatan 180 km per jam hingga 200 km per jam akan mempersingkat waktu tempuh menjadi sekitar 3,5 jam.
"Jalurnya akan berupa rel ganda, yang memungkinkan untuk dimanfaatkan juga guna membantu operasi angkutan peti kemas 'dry port' antara Jakarta-Semarang-Surabaya," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement