Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapia mengatakan tingkat pengangguran di Nusa Tenggara Timur hingga semester I-2016 mencapai 3,59 persen atau meningkat 0,47 poin dibandingkan tahun sebelumnya 3,12 persen.
"Hasil pencatatan Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur menyebutkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT hingga triwulan II-2016 sebesar 3,59 persen dari total angkatan kerja atau meningkat 0,47 poin dibanding 2015 yang hanya 3,12 persen," katanya di Kupang, Kamis (20/10/2016).
Artinya, kata dia, pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha.
"Mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja," katanya.
Pengangguran ini, kata dia, mempunyai implikasi sosial yang luas karena mereka yang tidak bekerja tidak mempunyai pendapatan.
"Semakin tinggi tingkat pengangguran terbuka maka semakin besar potensi kerawanan sosial yang ditimbulkan, seperti kriminalitas," katanya.
Sementara, kata dia, angkatan kerja di NTT pada Februari 2016 mencapai 2,45 juta orang, bertambah 39 ribu orang (1,62 persen) dibanding Februari 2015 yang sebesar 2,41 juta orang.
Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) NTT pada Februari 2016 sebesar 72,63 persen, turun 0,32 poin dibandingkan Februari 2015 yang sebesar 72,95 persen.
Ia menyebut penduduk yang bekerja di NTT Februari 2016 mencapai 2,36 juta orang, bertambah 27 ribu orang (1,16 persen) dibanding Februari 2015 sebesar 2,33 juta orang.
Penganggur di NTT pada Februari 2016 sebesar 88 ribu orang, bertambah 13 ribu orang dibanding Februari 2015 sebesar 75 ribu orang.
Distribusi penduduk yang bekerja pada Februari 2016 relatif sama dengan Februari 2015 dimana sebagian besar penduduk menekuni sektor pertanian sebesar 1,40 juta orang (59,44 persen), diikuti Jasa Kemasyarakatan 338 ribu orang (14,34 persen), Perdagangan 248 ribu (10,51 persen) dan sektor industri 120 ribu orang (5,09 persen).
Berdasarkan pendekatan status pekerja dalam pekerjaan utama, pekerja dengan status formal di NTT hanya sebesar 21,58 persen (509 ribu orang) sedangkan pekerja informal 78,42 persen (1,8 juta orang) atau empat dari lima pekerja di NTT bekerja tanpa jaminan sosial yang baik.
Dari sejumlah 2,36 juta orang yang bekerja pada Februari 2016, lebih dari separuh bekerja dengan pendidikan kurang dari atau sama dengan SD yaitu sebesar 59,71 persen (1,4 juta orang), sedangkan persentase terendah bekerja dengan berpendidikan SMA Kejuruan 6,01 persen (142 ribu orang), dan Diploma I/II/III dan Universitas 8,97 persen (211 ribu orang). Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT terendah untuk yang berpendidikan kurang dari atau tamat SD yaitu 1,23 persen, dan SMP 2, 68 persen. Sedangkan TPT tertinggi untuk yang berpendidikan tamat Universitas 10,15 persen dan Diploma I/II/III yaitu 9,97 persen.
TPT untuk SMA Umum 8,70 persen, lebih tinggi dibanding SMA Kejuruan yang sebesar 6,32 persen.
Dari sejumlah 2,36 juta orang yang bekerja pada Februari 2016 terdapat 40,42 persen pekerja tidak penuh (953 ribu orang), sedangkan pekerja penuh sebesar 59,58 persen (1,4 juta orang).
Data terebut di atas hendak menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan di NTT terus meingkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terutama pada masa kepemimpinan Frans Lebu Raya mejadi gubernur NTT dua periode terakhir.
"Jadi fluktuasi (naik-turunnya) angka pengangguran tidak berdampak terhadap tingkat pertumbuhan yang dari waktu ke waktu mengalami peningkatan karena dijumlah faktor penyebab diantaranya program "Dea Mandiria Anggur Merah" yang meretas kemiskinan hingga ke pedalaman masyarakat terpencil," katanya.
Bukan cuma itu tingkat kepercayaan publik terhadap kepemimpinan di daerah ini semakin membaik sehingga banyak bantuan dan kegiatan dari Jakarta mengalir ke NTT sebagai pertanda adanya kemajuan yang berdampak ekonomis. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement