Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Yakin Rasio Menabung Indonesia Meningkat

OJK Yakin Rasio Menabung Indonesia Meningkat Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis jika rasio menabung masyarakat Indonesia akan meningkat. Pasalnya, saat ini Indonesia tengah mengalami pertumbuhan kelompok masyarakat menengah dan semakin pahamnya masyarakat terhadap lembaga keuangan.

Saat ini rasio savings to GDP Indonesia masih relatif kecil atau baru sekira 31 persen. Sementara jika dibandingkan dengan Singapura rasio savings to GDP Indonesia telah mencapai sebesar 49 persen, Filipina sebesar 46 persen, serta Tiongkok sebesar 49 persen.

Selain itu, rendahnya budaya menabung ditunjukkan dengan menurunnya marginal propensity to save (MPS/keinginan untuk menabung) meskipun GDP per kapita meningkat. Hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat akses masyarakat Indonesia ke lembaga keuangan formal yang menurut Data Bank Dunia 2014 hanya sebesar 36,1% atau lebih rendah dibanding dengan negara ASEAN lain seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.

"Kita tidak kecil hati karena sekarang dengan pendidikan yang semakin meningkat, pendapatan per kapita yang meningkat, tumbuhnya kelompok menengah. Itu semakin banyak permintaan terhadap jasa-jasa keuangan yang lebih bervariasi," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2016).

Saat ini, lanjut Muliaman, jenis lembaga keuangan telah bervariasi bukan hanya bank. Namun begitu, banyaknya industri jasa keuangan masih dihadapkan pada bagaimana industri tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

"Tantangannya ada di industri keuangan bagaimana mereka siap memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin sophisticated. Oleh karena itu, sebetulnya masyarakatnya antusias dan banknya harus siap dalam hal menyiapkan produk yang inovatif, mudah, aman, dan sebagainya bagi setiap lapisan masyarakat yang mungkin berbeda kemampuan edukasi dan literasinya. Saya kira ini betul-betul menjadi tantangan kita," jelas Muliaman.

Dirinya menambahkan Presiden Joko Widodo juga meminta agar akses lembaga keuangan bisa menjangkau hingga ke daerah-daerah. Dengan begitu, potensi dana yang ada di masyarakat bisa dimanfaatkan agar masuk ke sistem keuangan.

"Artinya, kalau di luar sistem keuangan dia tidak menjadi produktif, tapi di dalam sistem keuangan, uang ini bisa menjadi kredit pembiayaan dan sebagainya yang dapat bermanfaat bagi perekonomian. Jadi, saya kira bagi kita di sektor keuangan tantangannya tidak kecil, menyiapkan diri untuk bisa lebih inovatif dan kreatif," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: