Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Dunia Gelontorkan US$400 Juta untuk Reformasi Logistik Indonesia

Bank Dunia Gelontorkan US$400 Juta untuk Reformasi Logistik Indonesia Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Washington -

Dewan Eksekutif Bank Dunia menyetujui Pinjaman Kebijakan Pembangunan (Development Policy Loan) Reformasi Logistik Indonesia yang pertama untuk memperbaiki logistik dan memperlancar konektivitas. Kedua bidang ini sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan di negara kepulauan ini.

Pendanaan sebesar US$400 juta akan mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengatasi hambatan rantai pasokan, seperti dwelling time atau waktu menunggu kapal yang lama di pelabuhan serta banyaknya prosedur izin perdagangan. Akibatnya, biaya logistik Indonesia sebesar 25 persen penjualan manufaktur, dibandingkan 15 persen bagi Thailand dan 13 persen untuk Malaysia.

Biaya pengiriman sebuah peti kemas berisi jeruk dari Tiongkok dari kota Shanghai ke Jakarta lebih murah dibandingkan biaya pengiriman barang serupa dari Jakarta ke Padang di Sumatera Barat. Padahal jarak antara kedua kota di Indonesia? tersebut hanya seperenam jarak antara Jakarta dengan Shanghai.

"Logistik yang lebih baik untuk meningkatkan konektivitas akan memberi dampak signifikan bagi daya saing negara juga terhadap kemiskinan. Perbaikan logistik bisa mengurangi biaya barang dan jasa, khususnya di wilayah terpencil dan tertinggal Indonesia," kata Rodrigo Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dalam rilis resminya di Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Reformasi ini, kata dia, akan membantu Indonesia mencapai sasaran pertumbuhan inklusif yang lebih tinggi. Pinjaman Kebijakan Pembangunan Reformasi Logistik juga akan mendukung Indonesia melakukan transisi yang sangat diperlukan, yaitu beralih dari ekonomi yang bergantung kepada komoditas menuju ekonomi berbasis manufaktur yang berdaya saing tinggi.

"Logistik yang mahal dan tidak handal merupakan salah satu hambatan bagi daya saing Indonesia. Teratasinya hambatan tersebut akan menambah produksi dan ekspor, sehingga mengangkat pertumbuhan ekonomi. Dan dengan berakhirnya masa kejayaan komoditas, kebutuhan untuk memperbaiki daya saing dalam hal produksi non-komoditas menjadi semakin penting," kata Senior Economist Bank Dunia, Massimiliano Cal?.

Menurutnya, tiga komponen utama pendanaan ini adalah peningkatan kinerja pelabuhan, peningkatan? daya saing layanan logistik, serta memperkuat fasilitasi perdagangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: