Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

QNB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5 Persen

QNB: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5 Persen Kredit Foto: Bankinfosecurity.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan laporan Bank Nasional Qatar (QNB), pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia naik 5 persen pada semester I-2016 (year on year) dari 4,8 persen pada 2015, sebagai hasil pemerintah mendorong program infrastruktur melalui investasi.

Pertumbuhan PDB ril diperkirakan akan melambat pada semester II-2016 disebabkan pendapatan yang melemah serta adanya batas atas defisit anggaran yang cenderung memaksa pemerintah untuk membatasi pengeluaran.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin (7/11/2016), QNB juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,5 persen pada 2017-2018 dipicu berlanjutnya reformasi untuk mendorong investasi, harga-harga komoditas yang lebih tinggi, serta sebagai penurunan suku bunga pada 2016 yang memungkinkan Indonesia dapat mendorong pertumbuhan.

Defisit transaksi berjalan akan sedikit membengkak pada 2017-2018 karena harga minyak yang lebih tinggi, sementara harga ekspor komoditas Indonesia lainnya diperkirakan tidak akan meningkat secara signifikan untuk mengimbangi hal tersebut.

Selain itu, pertumbuhan PDB yang lebih tinggi akan mendorong permintaan impor sementara permintaan eksternal terhadap komoditas ekspor Indonesia akan terhambat oleh perlambatan ekonomi China.

"Kami memperkirakan arus modal masuk akan menutup defisit transaksi berjalan selama 2016-2018 seiring dengan peningkatan pertumbuhan dan kemajuan dalam program-program investasi infrastruktur akan dapat mempertahankan kepercayaan investor kepada Indonesia," demikian pernyataan QNB.

Pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan kemungkinan dapat mengakibatkan defisit fiskal mendekat batas atas sebesar 3 persen dari PDB pada 2016, yang membuat terjadinya pembatasan belanja.

Pada 2017-2018, pendapatan akan mengalami pemulihan karena amnesti pajak pada 2017 dan kenaikan secara bertahap harga-harga komoditas dalam dua tahun tersebut.

Defisit ini masih terkendali karena utang publik rendah yakni 28,1 persen dari PDB 2016, dan akan stabil sebagai bagian dari PDB pada 2017-2018 karena pertumbuhan PDB nominal yang kuat.

Pertumbuhan sektor perbankan telah melambat pada tahun 2016 sementara kredit bermasalah yang lebih tinggi (nonperforming loan/NPL) menekan keuntungan.

Pertumbuhan kredit dan deposito akan meningkat pada tahun 2017, tetapi likuiditas yang ketat bisa membatasi pinjaman pada tahun 2018.

Profitabilitas bank akan tetap tinggi selama 2017-2018 karena QNB memproyeksikan kualitas aset akan membaik seiring dengan peningkatan pertumbuhan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: