Kementerian Pertanian mencanangkan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting 2017 dalam rangka mengoptimalkan fungsi reproduksi ternak betina dengan tujuan meningkatkan populasi dan produksi ruminasia besar.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan "Dengan upaya terstruktur tersebut diharapkan tidak sampai 2020 Indonesia sudah bisa swasembada sapi dan daging sehingga tak memerlukan impor lagi," katanya pada pers di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) 2017 dilaksanakan melalui strategi optimalisasi inseminasi di 33 provinsi yang dibagi dalam tiga bagian, yaitu pertama daerah sentra sapi yang pemeliharaannya sudah dilaksanakan secara intensif, seperti di Jawa, Bali, dan Lampung dengan populasi betina sebanyak 3,3 juta ekor.
Kedua, daerah sentra peternakan dengan sistem pemeliharaan semiintensif, seperti di Sulawesi Selatan, Sumatra, dan Kalimantan dengan potensi populasi betina sebanyak 1,9 juta ekor.
Ketiga, daerah ekstensif dengan total populasi betina sebanyak 0,7 juta ekor yang tersebar di NTT, NTB, Papua, Maluku, Sulawesi, Aceh, serta Kalimantan Utara.
Untuk mendukung keberhasilan Upsus Siwab, katanya, dilaksanakan kegiatan pendukung seperti penanaman rumput dan atau legume sebanyak 13 ribu hektare dan penyediaan sumber air (embung) untuk meningkatkan ketersediaan pakan hijauan.
Selain itu, menyediakan obat-obatan dan vaksin untuk meningkatkan status kesehatan hewan serta penanganan medis terhadap ternak yang mengalami gangguan reproduksi sebanyak 300.000 ekor dengan target kesembuhan sebanyak 200.000 ekor.
"Pemerintah juga akan menyelamatkan betina produktif agar tak buru-buru dipotong sehingga ternaknya tetap bisa beranak," kata Ketut.
Berdasarkan populasi hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 dan penambahan populasi yang dihitung berdasarkan parameter teknis, populasi sapi dan kerbau di Indonesia saat ini sebanyak 15,20 juta ekor terdiri atas sapi potong sebanyak 13,60 juta ekor, sapi perah sebanyak 472.000 ekor, serta kerbau sebanyak 1,13 juta ekor.
Dari populasi tersebut terdapat populasi betina berumur 2-8 tahun sebanyak 5,92 juta ekor terdiri atas sapi potong 5,62 juta ekor, sapi perah 296.086 ekor, serta kerbau 452.622 ekor.
Ketut mengatakan dari total potensi akseptor 5,92 juta ekor yang diperkirakan menjadi akseptor riil 70 persen atau setara empat juta ekor, sisanya adalah betina dewasa yang dalam kondisi bunting dan melahirkan. Dari jumlah tersebut ditargetkan sebanyak empat juta ekor dapat dibiakan melalui inseminasi dengan target kebuntingan ternak minimal 75 persen atau setara dengan tiga juta ekor.
Target ternak yang diinseminasi sebanyak empat juta ekor, katanya, berasal dari ternak hasil pemeriksaan yang dinyatakan sehat tetapi belum bunting sebanyak 3,8 juta ekor dan ternak yang dinyatakan gangguan reproduksi dan kemudian dinyatakan sembuh 200.000 ekor. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait:
Advertisement