Salah inovasi yang ditekankan dalam ajang Indonesia Economic Forum (IEF) 2016 adalah big data analitic. Dengan data akan menciptakan efisiensi karena proyek bisnis akan lebih terukur sesuai dengan kebutuhan. Dengan data juga akan terlihat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga menciptakan peluang baru.
Founder dan CEO Indonesia Economic Forum Shoeb Kagda mengatakan bahwa di era ini semuanya sudah menggunakan aktivitas inteligen atau disebut dengan big analitic. Big data juga menjadi mesih learning, imbuhnya, tidak hanya untuk mengubah ekonomi tapi juga dapat dipakai dalam kehidupan keseharian masyarakat.
Di mana big data analitic dapat dipakai oleh petani supaya pekerjaanya lebih efisien. Inovasi ini juga digunakan dalam hal kesehatan untuk melihat tren penyakit yang terjadi di masyarakat dan transportasi seperti yang digunakan oleh perusahaan mobil BMW. Contoh bisnis lainnya yang menggunakan data adalah bisnis logistik.
"Jadi menggunakan inovasi untuk mengendalikan pertumbuhan itu," ujar Shoeb di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Menurut Shoeb, data saat ini menjadi the new asset class, data adalah value. Tapi data saja juga tidak ada manfaatnya, jika tidak bisa menganalisisnya. Dari analisisnya bisa melihat tren sehingga bisa melihat peluang yang dapat digarap.
Di Indonesia saat ini ada 255 juta jiwa penduduk. Itu merupakan market data, untuk kesehatan dan bisnis apapun. Bahkan petani juga memerlukan data tersebut. Sayangnya menurut Shoeb, data di Indonesia saat ini belum common. Pemerintah sendiri menurutnya belum memiliki data yang bisa diandalkan dan belum ada cara untuk mengoleksi data.
Yang harus dilakukan pemerintah Indonesia saat ini lanjut Shoeb, bagaimana mengakumulasi data. Maka dari itu harus ada program. Dalam hal ini bisa mengandalkan komunitas, profesional, dan lainnya. Pengumpulan data bisa menggunakan teknologi yang ada saat ini yakni Smartphone dengan memasang aplikasi untuk mengumpulkan informasi.
Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan privat sektor. Salah satu contoh, di dunia kesehatan ketika seseorang sakit akan datang ke dokter, saat itu dokter akan mengambil data. Berarti data itu ada dan disimpan oleh dokter. Maka yang harus dilakukan adalah menggabung dan mengumpulkan data semua dokter yang ada di Indonesia.
"Dari sana dapat dilihat orang Indonesia memiliki penyakit apa yang naik. Apa yang sedang menjadi tren, dari sana bisa belajar dari kebiasaan dan segala macam, itu semua dapat dijadikan keputusan untuk mengambil keputusan. Makanya sekarang informasi itu penting," katanya.
Untuk memaksimalkannya harus ada aturan bagaimana semua bisa mengikuti program itu. Sebab kalau hanya sebagian ya tidak akan maksimal. Berkaitan dengan data informasi isunya saat ini memang security dan privasy. Kendati demikian negara lain sudah melakukannya. Undang-undang harus mensuport masyarakat, sebab data itu sangat bernilai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement