Pengangkatan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) diyakini dapat mendorong BUMN energi itu bersaing di tingkat internasional karena memiliki kualifikasi memajukan perusahaan
"Penunjukan Arcandra Tahar merupakan pilihan tepat, dengan menempatkan sosok profesional dan punya kompetensi di bidangnya. Pertamina bisa menjadi perusahaan energi berskala global", kata pengamat hukum sumber daya alam Ahmad Redi di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Menurut Dosen Universitas Tarumanagara ini, selama ini banyak orang-orang penting di BUMN energi memiliki komunikasi yang tidak begitu baik dengan Kementerian ESDM.
"Dengan masuknya Arcandra sebagai Wakomut Pertamina bisa membuka komunikasi itu sehingga lebih mudah untuk melakukan koordinasi antara Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN," ujarnya.
Ia menjelaskan Archandra adalah orang yang sangat paham di sektor pengelolaan migas sehingga kehadirannya di Pertamina diyakini bisa membawa perusahaan itu menjadi lebih baik.
Beberapa tugas yang bisa dilakukan Arcandra untuk membuat Pertamina lebih maju, antara lain meningkatkan aksi korporasi serta pengembangan usaha di luar negeri, terutama mengusahakan minyak di Timur Tengah. Kedua, mencari ladang minyak baru di dalam negeri guna meningkatkan produksi perusahaan.
Ketiga, menjadikan Pertamina perusahaan yang modern menyamai perusahaan minyak di luar negeri seperti Exxon, Caltex dan Petronas, dan ke empat, Pertamina tidak lagi berkutat di dalam negeri dengan mengurangi ketergantungan permodalan dari pemerintah atau lebih mandiri.
"Untuk mencapai ini Archandra harus menata Pertamina dengan kerja keras," katanya.
Pemikiran Arcandra akan lebih menggenjot pengembangan minyak dan gas bumi di wilayah sulit sejalan dengan dengan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto yang menyebutkan bahwa era pencarian sumber migas di tempat mudah sudah berakhir.
Untuk itu, Pertamina akan memiliki pusat pengembangan teknologi terkait pengembangan energi yang ditargetkan terwujud pada tahun 2017.
Pada susunan komisaris Pertamina, Arcandra menggantikan posisi Edwin Hidayat Abdullah yang juga menjabat Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN.
Edwin yang juga masih sebagai anggota komisaris ini ditengarai sejumlah pihak getol mendorong penjualan PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) kepada PT PLN, padahal PGE adalah anak perusahaan Pertamina yang notabene di bawah pengawasannya.
"Wacana akuisisi PGE oleh PLN sudah santer, namun hanya sebuah usulan sehingga bukan alasan utama pergantian posisi. Yang penting, masuknya Arcandra menandakan adanya reposisi untuk orang-orang yang bisa bekerja dengan lebih baik," ujar Redi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement