Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Kebakaran Hutan, Produksi Sawit Menurun HIngga 6 Juta Ton

Akibat Kebakaran Hutan, Produksi Sawit Menurun HIngga 6 Juta Ton Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengungkapkan produksi sawit nasional pada 2016 menurun hingga enam juta ton yang diakibatkan dampak kekeringan dan kebakaran hutan yang terjadi pada 2015.

"Tahun ini Indonesia hanya dapat 32 juta ton, seharusnya dapat 38 juta ton. Itu adalah dampak kebakaran hutan pada 2015," kata Tungkot di Jakarta, Rabu (30/11/2016).

Dia menjelaskan kebakaran hutan yang terjadi di sekitar wilayah perkebunan sawit menyebabkan proses fotosintesis dari tanaman sawit terganggu. Selain itu terjadinya kekeringan berkepanjangan dari dampak El Nino pada 2015 juga turut berimbas pada hasil produksi di 2016.

"Jadi kita kehilangan dua juta CPO akibat kebakaran dan kekeringan pada 2016," ujar dia dalam acara Bedah Buku "Mitos VS Fakta Industri Sawit".

Tungkot melawan kampanye negatif terkait minyak sawit yang menyebutkan perkebunan sawit menyebabkan kebakaran hutan dan lahan dalam skala besar pada 2015. Dia menyebut kebakaran hutan di Indonesia tidak hanya berasal dari perkebunan sawit, namun juga hutan-hutan lainnya.

"Bahwa ada praktik membuka lahan dengan membakar, iya itu ada. Tapi bukan hanya untuk sawit, itu sudah jadi bagian dari tradisi kita. Cuma karena sawit ini banyak serangan dari luar, jadi lebih seksi bahwa kebakaran hutan itu karena sawit," kata dia.

Saat ini Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan produksi mencapai 30 juta ton pada 2015. Luas lahan perekebunan sawit di Indonesia meningkat dari 300 ribu hektare pada 1980 menjadi 11 juta hektare pada 2015.

Selain itu pangsa kebun sawit rakyat dalam perkebunan kelapa sawit nasional semakin meningkat dari 2 persen pada 1980 menjadi 41 persen pada 2015.

Menurut Tungkot, minyak nabati yang berasal dari kelapa sawit produksi Indonesia yang menggeser minyak nabati dari kedelai hasil produksi Amerika Serikat dan Eropa di dunia membuat munculnya gerakan antisawit. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: