Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

ZEE Indonesia Sangat Penting Diisi Oleh Kapal-kapal Nasional

ZEE Indonesia Sangat Penting Diisi Oleh Kapal-kapal Nasional Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Armada kapal perikanan tangkap perlu diperbanyak untuk dapat mengelola potensi sumber daya ikan yang terdapat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia untuk sebesar-besarnya kepentingan nasional dan masyarakat di Tanah Air.

"Perbanyak armada-armada baru tergantung kapasitas. Siapkan sumber daya manusianya," kata Direktur Eksekutif Center for Maritime Studies and Humanity, Abdul Halim dalam diskusi di Jakarta, Senin (5/12/2016).

Menurut Abdul Halim, saat ini tidak banyak armada kapal ikan berukuran besar berbendera Indonesia yang mampu untuk mengoptimalkan sumber daya ikan di kawasan laut lepas.

Kalaupun ada, ujar dia, biasanya adalah kapal ikan eks-asing yang sudah tidak bisa beroperasi karena pengetatan aturan yang telah dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Abdul Halim berpendapat, ZEE Indonesia sangat penting diisi oleh kapal-kapal nasional karena hal tersebut juga terkait dengan aspek identitas, harga diri bangsa, serta kedaulatan suatu negara.

Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulficar Mochtar mengatakan, pandangan bahwa laut adalah "open access" (akses terbuka) atau sumber dayanya bisa diambil siapa saja membuat pengelolaan laut menjadi serampangan.

"Dengan rezim 'open access' akhirnya yang terjadi adalah pengelolaan yang serampangan, sehingga banyak permasalahan di laut," kata Zulficar Mochtar dalam diskusi di Jakarta, Rabu (16/11).

Menurut Zulficar, dengan menjadikan laut sebagai akses yang terbuka di mana dan kapan pun bisa diangkat sumber dayanya, maka hal tersebut hanya membuat ketimpangan dan kemiskinan di kalangan nelayan kecil.

Hal tersebut, lanjutnya, karena kalangan nelayan tradisional akan kalah bersaing dengan para pengusaha besar yang memiliki armada yang jauh lebih besar serta teknologi yang jauh lebih maju.

Padahal, dia mengingatkan bahwa sebanyak 85 persen kawasan perairan global sudah mengalami kondisi eksploitasi perikanan yang berlebih serta sudah banyak pula yang rusak.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan KKP Toni Ruchimat meningatkan bahwa dengan posisi yang berada di antara dua benua, negara Indonesia masih kaya akan sumber daya ikan.

"Di Indonesia masih banyak sumber daya ikan, di banyak negara sudah kolaps. Ini tantangan bagi kita agar tidak ada lagi 'open access common property', semuanya harus diatur dengan baik," tambah Toni Ruchimat. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: