Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Diprotes Terkait­ Taiwan, Trump Kritik­ China di Twitter

Usai Diprotes Terkait­ Taiwan, Trump Kritik­ China di Twitter Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Amerika S?erikat terpilih Donal?d Trump menulis seran?gkaian cuitan yang me?ngkritik China terkai?t kebijakan moneter d?an operasi mereka di ?Laut Cina Selatan.

"Apakah Cina bertanya? pada kita, apakah ok?e kalau mereka mendev?aluasi mata uang mere?ka" dan "membangun ko?mpleks militer besar-?besaran? Saya rasa ti?dak!" tulis Trump dal?am akun resmi Twitter?nya pada Senin, seper?ti dikutip dari laman? BBC? di Jakarta, Selasa (?6/12/2016).

Minggu lalu Trump mem?pertaruhkan hubungan ?diplomatik dengan Cin?a saat berbicara lang?sung dengan Presiden ?Taiwan. Sangat tidak ?biasa bagi presiden A?S atau presiden terpi?lih untuk berbicara l?angsung dengan pemimp?in Taiwan. Langkah te?rsebut membuat China ?mengajukan protes kep?ada AS.

Sebelumnya, AS mengec?am langkah China mend?evaluasi mata uang Yu?an, dengan mengatakan? hal itu menguntungka?n eksportir China sec?ara tidak adil.

AS juga menyerukan Be?ijing untuk menghenti?kan reklamasi tanah d?i sekitar pulau-pulau? dan karang yang dikl?aim oleh beberapa neg?ara di Laut China Sel?atan, dan telah mengi?rimkan kapal Angkatan? Laut AS ke kawasan t?ersebut. Kedua belah ?pihak telah saling me?nuduh telah memiliter?isasi wilayah tersebu?t. Namun China selalu? berdalih bahwa rekla?masi lahan dilakukan ?untuk tujuan sipil.

Saat ini AS menerapka?n tarif pada beberapa? impor China, seperti? baja dan karet. Trum?p pernah mengancam un?tuk memberlakukan tar?if 45 persen terhadap? barang-barang China.

Percakapan Trump deng?an Presiden Taiwan, T?sai Ing-wen adalah ya?ng pertama kalinya se?orang pemimpin AS ata?u yang akan menjadi p?emimpin AS berbicara ?dengan pemimpin Taiwa?n sejak 1979 ketika r?elasi formal antara d?ua negara diputus.

Gedung Putih mengatak?an percakapan telepon? itu tidak menandakan? pergeseran pada kebi?jakan 'Satu China' ya?ng sudah diterapkan s?ejak empat dasawarsa ?lalu, yang menyatakan? bahwa Taiwan adalah ?bagian dari China.

Sementara itu, wakil ?presiden terpilih Mik?e Pence berusaha meng?esankan tak pentingny?a percakapan telepon ?itu. Ia mengatakan it?u adalah 'badai dalam? sebuah teko' dan men?ambahkan bahwa perist?iwa tersebut merupaka?n momen 'tegur sopan ?kehormatan.'

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Rahmat Patutie

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: