Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apindo: Perundingan Perdagangan Internasional Perlu Libatkan Swasta

Apindo: Perundingan Perdagangan Internasional Perlu Libatkan Swasta Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Bidang Perdagangan Internasional Apindo Yos Adiguna Ginting mengungkapkan sangat penting bagi pemerintah Indonesia untuk melibatkan pelaku usaha dalam proses negosiasi perdagangan yang berlangsung saat ini ?, terutama terhadap sektor swasta yang berdagang langsung dengan negara-negara mitra dagang Indonesia.

?Apindo yakin keterlibatan sektor swasta dalam proses negosiasi akan efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia mengingat sektor swasta merupakan aktor utama dalam melaksanakan hasil kesepakatan perdagangan di Indonesia,?Kata Yos di Kantor Pusat Apindo, Jakarta, Kamis (15/12).

Apindo katanya percaya bahwa perjanjian perdagangan internasional akan membawa kompetisi perdagangan yang signifikan sehingga mengharuskan Indonesia untuk melakukan berbagai penyesuaian di sektor swasta? terutama bagi usaha kecil menengah (UKM).

Dengan adanya kerjasama antara pelaku usaha dan pembuat kebijakan, Apindo lanjutnya ?berharap Indonesia dapat memaksimalkan potensi-potensi yang akan dihasikan dari perjanjian perdagangan.

?Konsultasi yang intensif dari pelaku usaha kepada pembuat kebijakan terhadap perundingan perdagangan akan membantu Indonesia dalam positioning yang lebih baik melalui masukan-masukan yang efektif dari dunia usaha,? tambahnya.

Ia menambahkan bahwa meskipn adanya perlmbatan ekonomi global, perdagangan tetap memberikan kontribusinya hingga 41,94% dari total PDB Indonesia pada 2015 yaitu sebesar Rp. 293 miliar.

Sementara itu Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasiona Bappenas Yahya Rachman mengatakan sampai dengan bulan Oktober 2016 ?kinerja ekspor Indonesia menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

??Neraca perdagangan Indonesia khususnya non migas perlu mendapat perhatian. Hal tersebut dikarenakan sebagaian besar impor adalah bahan baku penolong dan barang modal yang dibutuhkan industri manufaktur dalam negeri,?Kata Yahya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: