BI Fokus Seimbangkan Stabilitas Makroekonomi dan Pemulihan Ekonomi
Federal Reserve AS atau bank sentral AS telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 0,50 persen hingga 0,75 persen. kenaikan Fed Fund Rate ini merupakan indikasi dari mulai membaiknya ekonomi AS dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat di tahun depan.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengakui kenaikan suku bunga inibmemang menandakan ekonomi AS yang lebih baik dari sebelumnya.
"Kalau kita melihat hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) tampak memang ada sdikit perubahan dari proyeksi ekonomi AS yang lebih baik, ekonomi AS 2017 sebelumnya diproyeksikan 2,0% naik jadi 2,1% tapi 2018 balik lagi ke 2,0%," ujar Juda Agung di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Namun, lanjut Juda, hal tersebut masih penuh dengan ketidakpastian, pasalnya ada sebagian anggota FOMC yang memungkinkan memasukkan kebijakan fiskalnya lebih ekspansif.
Oleh sebab itu, untuk menghadapi ketidakpastian tersebut dan sentimen negatif dari kenaikan Fed Fund Rate, Juda mengatakan bahwa stance kebijakan BI tetap pada menyeimbangkan antara stabilitas makro ekonomi dan upaya pemulihan ekonomi.
"Kami memandang apa yang sudah kita lakukan baik dr sisi kebijakan moneter, fiska l, struktural itu perlu kita perkuat. Dari sisi moneter BI 7-day RR sudah turun 150 bps, GWM juga 150 bps, ini terus kita dorong," tandasnya.
Sejauh ini, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik ditopang oleh permintaan domestik yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi 2016 diperkirakan mencapai 5,0% (yoy), meningkat dari 4,8% pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi yang membaik tersebut didukung oleh konsumsi dan investasi, khususnya bangunan, yang tercatat cukup kuat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait:
Advertisement