Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia dan Bangladesh Perkokoh Kerja Sama Bilateral

Indonesia dan Bangladesh Perkokoh Kerja Sama Bilateral Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kerja sama Indonesia Bangladesh lebih dari kepentingan bilateral, namun juga penting dalam penanganan masalah pengungsi di kawasan, demikian disampaikan Menlu RI di Dhaka, setelah pertemuan bilateral dengan Menlu Bangladesh (20/12).

Setelah menghadiri ASEAN Retreat di Yangoon Senin (19/12/2016), Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, hari ini melakukan pertemuan Bilateral dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abul Hasan Mahmood Ali, di Dhaka. Kedua Menlu membahas upaya peningkatan kerja sama bilateral khususnya di bidang perdangangan dan investasi. Menlu RI menyampaikan bahwa transaksi perdagangan kedua Negara mencapai sekitar US$ 1,4 miliar pada tahun 2015 dan masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan. ?Dengan total pasar kedua negara mencapai lebih dari 400 juta orang, masih banyak peluang kerja sama ekonomi yang belum dimanfaatkan. Untuk itu kita harus galakan diplomasi ekonomi kita di Bangladesh?, ucap Menlu Retno.

Sebagai ketua IORA periode 2016-2017, Menlu RI juga menyampaikan apresiasi kepada Bangladesh yang selama ini mendukung berbagai upaya Indonesia untuk memperkuat kerja sama di Samudra Hindia. Menlu RI telah menyampaikan undangan Pertemuan Menlu IORA yang akan dilakukan pada bulan Maret 2017.

Selain membahas penguatan kerja sama bilateral dan kawasan, Menlu RI juga secara khusus membahas masalah pengungsi Muslim dari Rakhine State yang saat ini ada di perbatasan Bangladesh dan Myanmar. Menlu RI menekankan mengenai pentingnya Bangladesh dan Myanmar menjaga hubungan baik mengingat hal ini akan memberikan kontribusi bagi pengelolaan perbatasan Bangladesh?Myanmar. ?Hubungan dan komunikasi baik antara Myanmar dan Bangladesh kunci dari pengelolaan isu pengungsi di perbatasan kedua negara? ujar Retno dalam Pertemuan.

Menlu RI menyampaikan hasil pertemuan dengan State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi di Yangon tanggal 19 Desember 2016 (setelah Retreat Menlu ASEAN) di mana Menlu RI juga menyampaikan pesan yang sama. Menlu RI menyarankan kiranya komunikasi antara Myanmar dan Bangladesh diperkuat. Sebagai tanggapan, State Counsellor Suu Kyi menyampaikan akan segera mengirim Special Envoy (Utusan Khusus) ke Bangladesh. Keputusan State Counsellor Suu Kyi telah disampaikan oleh Menlu RI kepada Menlu Bangladesh dan disambut dengan baik.

Setelah Pertemuan bilateral, kedua Menlu mendapatkan briefing dari wakil UNHCR dan IOM di Dhaka.. Wakil UNHCR dan IOM menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani jumlah pengungsi yang telah melebihi kapasitas penampungan mereka. Juga disampaikan bahwa sejak terjadinya ketegangan di Rakhine State pada 9 Oktober 2016, telah terjadi peningkatan jumlah pengungsi antra 10 s/d 20 ribu orang.

Menurut data UNHCR terdapat sekitar 32 ribu pengungsi Muslim dari Myanmar yang tercatat resmi pada 2 camp pengungsi di Bangladeh. Selain itu menurut estimasi UNHCR ada sekitar 200 ribu pengungsi tidak tercatat yang tinggal di perbatasan Bangladesh dan Myanmar.
?
Setelah pertemuan dengan UNHCR dan IOM, kedua Menlu bersama dengan IOM dan UNHCR melakukan peninjauan ke Kamp pengungsi Kutupalong di Ukhiya, Cox?s Bazar Bangladesh yang berjarak sekitar 390 km dari Dhaka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: