Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aquascutum Dibeli Perusahaan China Senilai US$120 Juta

Aquascutum Dibeli Perusahaan China Senilai US$120 Juta Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan mode asal Inggris, Aquascutum, terjual seharga US$ 120 juta oleh pembeli China yang mengakuisisi peritel pakaian yang bermula di London pada tahun 1850-an tersebut. Pemilik bisnis jas hujan mewah tersebut cukup populer di kalangan keluarga kerajaan dan bintang film. Salah satu penggemarnya adalah Ibu Ratu, Margaret Thatcher, dan aktor seperti Cary Grant.

Namun, setelah perusahaan Inggris itu diselamatkan dari administrasi pada 2012 silam, Aquascutum telah difokuskan ke China. Tahun lalu, penjualan Aquascutum di Ingris jatuh 16 persen.

Kondisi perekonomian terbukti memiliki pengaruh besar terhadap industri mode, salah satunya adalah Aquascutum yang terancam mengalami kebangkrutan. Pihak eksekutif menyatakan situasi genting keuangan perusahaan turut berkaitan dengan kondisi ekonomi di Inggris yang juga sedang menghadapi tantangan.

Rumah mode yang telah berumur lebih dari satu abad tersebut telah dibeli oleh YGM Trading Ltd yang berbasis di Hong Kong sebesar ? 15 juta empat tahun lalu. YGM mengatakan Aquascutum dijadwalkan akan dijual pada Maret 2017 untuk dua pembeli, demikian seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Jumat (23/12/2016).

Dalam laporan tahunannya minggu ini, YGM mengatakan bahwa salah satu pembeli yang tidak disebutkan namanya, telah membayar uang muka sebesar US$ 5 juta untuk mendapatkan hak eksklusif dalam kesepakatan tersebut. Perusahaan tekstil China Shandong Ruyi Group diperkirakan menjadi salah satu pembeli, menurut Bloomberg.

Aquascutum bermula sebagai penjahit di Mayfair pada tahun 1851, kemudian menjadi terkenal setelah pendirinya, John Emary, mematenkan tekstil tahan air pertama. Jas hujannya dipakai oleh tentara Inggris selama Perang Dunia Pertama, sedangkan pada tahun 1953 kain wyncol digunakan oleh penjelajah Edmund Hillary di pendakian pertamanya di Gunung Everest.

Di bawah kepemilikan YGM, fokus utama perusahaan terpusat di China, 135 dari 146 outletnya berlokasi di daratan Cina, Hong Kong, Macau dan Taiwan. Tahun lalu perusahaan menutup 14 toko di China di tengah penurunan penjualan, namun membuka satu di Eropa.

Sementara itu, di Inggris, tiga outletnya yang tersisa, berada di Westfield London, Great Marlborough Street, dan Jermyn Street.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: