Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Pertumbuhan kredit mikro pada tahun ini diperkirakan akan sama dengan tahun 2016 lalu. Tidak berubahnya Gross Domestic Product (GDP) secara struktural menjadi salah satu alasan kurang bertumbuhnya penyaluran kredit di sektor ini.
Analis Indo Premier Securities Chandra Pasaribu mengatakan struktur GDP Indonesia hingga saat ini masih mengandalkan Consumer Base, Government Spending dan Export - Import. "Komposisi itu tidak berubah banyak, ditambah mikro itu bukan driver, tetapi lebih cenderung menerima keadaan makro, jadi paling tidak pertumbuhannya akan sama," katanya di Jakarta, Rabu (4/1).
Lebih lanjut dirinya mengatakan jika kondisi makronya tidak berubah maka mikronya pun akan tetap sama.
Sementara itu Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) memprediksi pertumbuhan kredit mikro pada ini bisa mencapai 10% sampai 12%. Salah satu katalisator dalam raihan ini nantinya adalah program program kredit usaha rakyat (KUR) pemerintah dan prediksi membaiknya pertumbuhan ekonomi tahun depan. Sebagai catatan, sepanjang tahun ini PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit mikro sebesar 20% hingga 25%, angka tersebut tidak jauh berbeda dari proyeksi pertumbuhan kredit mikro di 2016 lalu yang dipatok di angka minimal 20%.
Sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berambisi untuk meningkatkan kredit mikronya sebesar 15% hingga 17%. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menargetkan pertumbuhan kredit mikro sebesar 15%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement