Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir beberapa komoditas bahan pokok mengalami peningkatan produksi. Bahkan, puluhan triliun rupiah anggaran terselamatkan dari impor komoditas dan dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri.
Adapun, komoditas seperti jagung mengalami peningkatan dari 19 juta ton menjadi 23,2 juta ton di tahun yang sama. Selanjutnya cabai mengalami kenaikan dari 19 juta ton menjadi 19 juta ton lebih.
"Komoditas jagung dan cabai mengalami kenaikan produksi di tahun yang sama," kata Andi di sela-sela kunjungannya di Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (21/1/2017).
Komoditas lain yang mengalami peningkatan, lanjut Andi, seperti padi yang mengalami peningkatan dari jumlah produksi tahun 2014 sebesar 70,8 juta ton menjadi 79,1 juta ton pada 2016. Lalu produksi bawang mengalami kenaikan dari 1,2 juta ton menjadi 1,3 juta ton pada tahun yang sama.
"Peningkatan ini terjadi karena kemampuan produksi petani yang diakomodasi," katanya.
Andi menjelaskan bahwa pada 2017 ini pihaknya akan meningkatkan angka produksi kedelai dengan upaya penambahan luas tanam, mitigasi perubahan iklim, dan juga menetapkan harga standar untuk kedelai.
Hal itu dilakukan karena pada tahun 2016 produksi kacang kedelai di dalam negeri mengalami penurunan produksi. Pada 2014 mampu menghasilkan 0,96 juta ton, sedangkan pada 2016 hanya mencapai 0,89 juta ton atau turun 7, 06 persen.
"Kita tahun 2016 mengalami iklim terberat, yaitu La Nina, jadi nanti kita akan upayakan menanggulangi hal tersebut. Walaupun demikian, produksi komoditas yang lain malah mengalami peningkatan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan bantuan dari Menteri Pertanian di Jawa Barat sangat tinggi sehingga tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan angka produksi di Jawa Barat.
"Kegiatan Pak Menteri di Jabar sangat tinggi, kalau perhatian yang besar ini lantas tidak berhasil kita yang kelewatan," katanya.
Pria yang akrab disapa Demiz ini meminta untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan infrastruktur pertanian di Jawa Barat demi meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian di Jawa Barat, khususnya Jawa Barat Bagian Selatan yang menjadi daerah agraris terbesar di Jabar setelah daerah-daerah penghasil padi terbesar di Jabar mengalami peralihan lahan.
"Daerah Jabar Selatan itu sangat tinggi potensinya. Hanya saja keadaan air yang berada di bawah lokasi pertanian menjadikannya menjadi terhambat maka akan dibantu," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement