Kredit Foto: Vicky Fadil
PT PLN (Persero) memasok bahan bakar gas untuk PLTGU Jawa 1, yang akan dibangun konsorsium PT Pertamina (Persero).
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka dalam rilis di Jakarta, Selasa (31/1/2017) mengatakan, alokasi gas Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 sudah mendapat persetujuan Menteri ESDM.
"Gas (PLTGU Jawa 1) akan disediakan oleh PLN, dimana alokasi gasnya telah mendapat persetujuan Menteri ESDM," ujarnya.
Menurut dia, PLTGU Jawa 1 merupakan proyek dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) pertama yang dilengkapi fasilitas regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/FSRU).
Pada Selasa, PLN dan PT Jawa Satu Power menandatangani perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.760 MW dengan nilai investasi sekitar 1,8 miliar dolar AS.
Jawa Satu Power merupakan konsorsium perusahaan, yang terdiri atas Pertamina, sebagai "lead" dengan kepemilikan saham 40 persen, Marubeni Corporation 40 persen, dan Sojitz Corporation 20 persen.
Penandatanganan PPA dilakukan Dirut PLN Sofyan Basir bersama dengan Dirut Jawa Satu Power Ginanjar, Manager Overseas Power Project Dept Marubeni Corporation Akira Suda, dan Assistant General Manager Sojitz Corporation Ikuya Nakamura serta disaksikan Dirut Pertamina Dwi Sucipto Dalam sambutannya, Sofyan Basir mengatakan, proyek PLTGU Jawa 1 akan mengantisipasi pertumbuhan ekonomi, sekaligus wujud kepedulian terhadap energi bersih.
"Proyek ini merupakan bukti sinergi antara dua BUMN besar (PLN dan Pertamina) dan mudah-mudahan dalam prosesnya pun dapat memenuhi segala aspek baik perizinan, amdal, dan ketentuan lainnya," tuturnya.
Suprateka menambahkan, PLTGU Jawa 1, yang dibangun di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jabar akan berfungsi sebagai "load follower" atau menopang fluktuasi beban dan menjaga kualitas suplai.
Listrik disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui Gardu Induk 500 kV Cibatu Baru di Cibatu, Kabupaten Bekasi, Jabar dengan kebutuhan jaringan transmisi sepanjang 52 km.
Direncanakan, pembangkit menyuplai ke sistem Jawa-Bali sebesar 8.409 GWh per tahun dengan jangka waktu kontrak 25 tahun. "PLTGU Jawa 1 ini merupakan proyek yang dilaksanakan tanpa penjaminan pemerintah," ucapnya.
Untuk pendanaan proyek, lanjut Suprateka, selain ekuitas Jawa Satu Power, juga bersumber dari pinjaman luar negeri yaitu Asian Development Bank (ADB), Japan Bank for International Coorporation (JBIC) dan Nippon Export of Investment (Nexi).
Jawa Satu Power, menurut dia, telah menargetkan kepastian pendanaan proyek dapat diperoleh dalam jangka waktu maksimal satu tahun sejak tanggal efektif PPA. "PLTGU Jawa 1 ditargetkan beroperasi pada akhir 2020," kata Suprateka. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement