Laba dua bank BUMN pada tahun ini berpotensi kembali terjungkal. Alih-alih mengubah sektor penyaluran kreditnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan juga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) malah berniat menjaga alokasi dana pencadangannya tetap tinggi yang justru berpotensi menggerus perolehan keuntungannya.
Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listianto mengatakan peningkatan alokasi dana cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dimaksudkan untuk menjaga rasio kredit bermasalah (nonperforming loan) tetap rendah.
Ada beberapa cara untuk menjaga NPL, lanjut Eko, salah satunya adalah dengan mencoba masuk ke sektor-sektor yang masih memiliki pertumbuhan cukup tinggi di perekonomian, terutama bagi bank yang saat ini masih disibukkan oleh sektor yang sedang melambat.
"Perlu diversifikasi," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sektor yang dinilai memiliki tingkat resiliensi atau daya tahan lebih tinggi saat perekonomian tumbuh moderat seperti saat ini seperti sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sambung Eko, dapat menjadi alternatif dalam penyaluran kredit perbankan. Di samping itu kemampuan pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam melahirkan regulasi-regulasi yang mampu memacu perekonomian, seperti penurunan bunga, debirokratisasi perizinan, dan juga upaya dalam mendorong sektor riil lainnya melahirkan alternatif penyaluran kredit bank.
"CKPN dapat memitigasi risiko kredit. Jadi, asal bank masih bisa ekspansi kredit ke sektor produktif maka potensi menurunnya laba bisa berkurang," tambah Eko.
Sebagai catatan, Bank Mandiri pada tahun ini bakal meningkatkan alokasikan dana pencadangannya. Jika pada tahun lalu perseroan mengalokasikan dana sekitar Rp17 triliun untuk pencadangan, untuk tahun ini nilainya lebih besar dari itu namun masih di bawah angka Rp20 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan bahwa pada tahun ini coverage ratio akan berada di kisaran 125% hingga 126%.
"Kita ada rencana bersih-bersih, itu kenapa pencadangannya meningkat," kata Rohan beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia pada tahun lalu memiliki tingkat coverage ratio sekitar 170% dan pada tahun ini rencananya coverage ratio akan dijaga di level 160%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement