PT Bank Dinar Tbk (DNAR) mengaku siap masuk untuk menggarap bisnis digital banking. Hal ini merupakan kelanjutan rencana dari penjualan saham perseroan ke Apro Financial Co.Ltd pada tahun ini.?
Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie mengatakan begitu proses akuisisi Bank Dinar ke Apro Financial rampung, perseroan siap menggarap bisnis lain yang dapat digeluti oleh Bank yang berstatus BUKU II. Maklum, setelah aksi anorganik tersebut selesai, perseroan bakal mengantongi dana segar yang akan digunakan sebagai tambahan modal itu.
Perseroan juga berencana menggenjot bisnis trade finance, penjualan reksadana dan juga meluncurkan internet banking. ?Nanti kalau sudah masuk BUKU II, bisnis kita akan bertambah banyak. Kita akan masuk ke digital banking, penjualan reksadana dan juga trade finance,? katanya usai RUPSLB di Jakarta, Senin (6/2).
Terkait dengan permodalan, Hendra menambahkan, Apro Financial berkomitmen untuk melakukan suntikan dana sekitar Rp500 miliar setiap tahunnya untuk pengembangan usaha. Kemungkinan, ragam ekspansi tersebut akan diambil dari dana yang berasal dari pemegang saham utama tersebut.
Masuknya Apro Financial Co.Ltd sebagai pemegang saham pengendali perseroan diyakini bakal memperkaya pasar perseroan untuk melakukan penetrasi bisnis. Disamping itu, Apro Financial juga berencana melebur Bank yang sudah diakuisisi sebelumnya dengan Bank Dinar. Pada tahun 2016 lalu, lembaga investasi asal Korea Selatan itu telah sukses mengambil alih sekitar 40% ?saham yang terdapat di Bank Andara.
Rencananya, perseroan bakal menggabungkan Bank Andara kedalam entitas Bank Dinar untuk mempercepat pertumbuhan bisnis bank-nya. Sebelumnya Apro Financial Co Ltd menargetkan akan menggabungkan Bank Dinar dan Bank Andara sebelum akhir 2017. Langkah penggabungan ini dilakukan setelah perseroan melakukan penambahan modal ke Bank Dinar dan Bank Andara.
Vice Chairman Apro Service Group Donald Hong Kim mengatakan, sebelum merger, Apro akan menambah modal bank Dinar sehingga mencapai modal inti Rp 1 triliun. ?Setelah itu Bank Dinar akan digabung dengan Bank Andara yang mempunyai modal inti sebesar Rp 600 miliar,? katanya beberapa waktu lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement