Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apindo Heran Semen Rembang Masih Ditolak

Apindo Heran Semen Rembang Masih Ditolak Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menyayangkan sikap sebagian kelompok orang yang masih menolak pabrik milik PT Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah, sebab alasan dampak kerusakan lingkungan.

Padahal setelah dilakukan pengujian, ucap Haryadi, ternyata amdal dan izin lingkungan pabrik Semen Rembang tidak bermasalah. Apalagi setelah baru-baru ini amdal pabrik Semen Rembang kembali dinyatakan layak.

"Dari awal kan sudah menjadi polemik dengan sebagian masyarakat. Mereka khawatir katanya bakal ganggu kelestarian air. Tapi ternyata amdalnya tidak bermasalah, justru di setujui lagi yang terbaru," ujar Haryadi, Rabu (8/2/2017).

Haryadi beranggapan, justru dengan kehadiran pabrik Semen Rembang dapat mendorong perekonomian dan kesejahteraan daerah serta masyarakatnya. Dengan begitu sepatutnya, kata Haryadi, masyarakat mendukung keberadaan pabrik Semen Rembang.

"Investasi pabrik Semen Rembang sudah cukup besar, terutama untuk daerah. Dengan investasi tersebut akan memajukan daerah dan masyarakatnya. Seharusnya di dukung oleh masyarakat," Haryadi menuturkan.

Kesejahteraan dan kemajuan daerah serta masyarakat tersebut dengan investasi pabrik Semen Rembang, akan menyerap banyak potensi positif. Terbukanya banyak kesempatan kerja, meningkatnya pembangunan perumahan, adalah beberapa contoh yang bisa dirasakan nantinya.

"Jadi kalau saya sebagai investor amat menyayangkan penolakan pabrik Semen Rembang karena untuk pertumbuhan kesejahteraan masyarakat daerah juga," ucap Haryadi.

Selain hal tadi, Haryadi menilai, pengaruh positif juga bisa diperoleh daerah dengan hadirnya pabrik Semen Rembang. Daerah bakal memperoleh tambahan pendapatannya melalui pajak dan retribusi dari pabrik Semen Rembang.

"Saya tidak mengetahui kenapa masih ditolak, saya tidak mengerti alasannya. Kalau ada kepentingan, siapa yang berkepentingan dengan pabrik semen itu," tukas Haryadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: