Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengaruh Politik Uang Dinilai Tak Signifikan di Pilkada

Pengaruh Politik Uang Dinilai Tak Signifikan di Pilkada Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Direktur Riset Celebes Research Centre (CRC), Andi Wahyudin, merilis hasil surveinya terkait tren elektabilitas, popularitas dan pengaruh politik uang dalam Pilkada Takalar 2017. Hasilnya, pengaruh politik uang tidaklah terlalu signifikan dalam mengubah pendirian pemilih. Musababnya, para pemilih sudah semakin cerdas dan telah mantap menetapkan dukungannya ke pasangan calon (paslon) masing-masing.

"Hasil survei kami, ternyata 79,4 persen responden yang merupakan pemilih menjawab tidak akan mengubah pilihannya hanya karena money politic (politik uang). Hanya 13,7 persen yang menjawab iya dan sisanya menjawab tidak tahu atau merahasiakannya," kata Wahyudin, saat merilis hasil surveinya di Kantor CRC, Jalan Adhyaksa, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, Jumat (10/2/2017).

Survei CRC dilaksanakan dengan melibatkan 450 responden dengan metode penarikan sampel multistage random sampling. Toleransi tingkat kesalahannya sangat kecil berkisar +/- 4,5 persen pada selang kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari sembilan kecamatan di Kabupaten Takalar yang terdistribusi secara proporsional.

Lingkup penelitian, lanjut Wahyudin, hanya dipusatkan pada masyarakat Kabupaten Takalar yang sudah memiliki hak pilih yakni berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara tatap muka langsung (face to face) menggunakan kuisioner pada 4-7 Februari lalu.

Masih merujuk hasil survei CRC, bila pun terjadi politik uang sebelum pencoblosan Pilkada Takalar, Wahyuddin menerangkan hanya sekitar 37,4 persen pemilih yang meresponnya. Dari data itu, lanjutnya, sebanyak 48,8 persen memilih pemberian uang. Sisanya, pemberian sembak0 (30,1 persen), keduanya yakni uang dan sembako (5,4 persen) dan 15,7 persen menjawab tidak tahu atau merahasiakannya.

Pilkada Takalar yang memasuki tahapan puncaknya pada 15 Februari hanya diikuti dua paslon. Mereka adalah pasangan petahana Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim (Bur-Nojeng) dan pasangan Syamsari Kitta-Achmad Dg Sere (SK-HD). Kedua paslon ini akan habis-habisan lantaran dipastikan bertarung secara head to head.

Wahyudin mengimbuhkan untuk elektabilitas para paslon, hasil survei CRC memotret keunggulan pasangan petahana. Bila Pilkada Takalar dilaksanakan pada hari ini, maka pasangan Bur-Nojeng akan terpilih mutlak. Pasalnya, elektabilitas petahana mencapai 61,3 persen dan pasangan SK-HD cuma 29,8 persen. Adapun, responden yang tidak memberikan jawaban sekitar 8,9 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: