Keberadaan pabrik PT Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah, dianggap dapat memberikan banyak kontribusi positif secara ekonomi.
Bukan hanya untuk kehidupan masyarakat Rembang, tetapi juga berpengaruh ke wilayah kabupaten yang berdekatan, seperti Pati, Grobogan dan Blora. Hal itu dikatakan pakar ekonomi dari Universitas Diponegoro Soeharnomo, Jumat (10/2).
"Secara ekonomi makro pasti berpengaruh ke Pati, Grobogan dan Blora juga. Itu untuk memenuhi terserapnya tenaga kerja. Saya rasa pasti begitu nantinya," ujar Soeharnomo.
Soeharnomo menilai, jumlah kebutuhan tenaga kerja pabrik Semen Rembang berdasarkan data yang memerlukan sekitar 6.000 orang, diperkirakan akan menarik sumber daya manusia dari ketiga wilayah tersebut.
"Itu secara otomatis nantinya menyerap tenaga kerja. Sebab dengan persyaratan dan keahlian tertentu untuk bekerja, perlu banyak sumber tenaga kerja yang mungkin tak semua terpenuhi dari Rembang " tutur Dekan Fakultas Ekonomi Undip itu.
Sisi positif lainnya, beber Soeharnomo, keberadaan pabrik Semen Rembang sebagai sebuah industri BUMN dianggap menambah jumlah dan daya saing tenaga kerja lokal daripada asing.
Terutama di Rembang dan ketiga wilayah yang berdekatan tadi karena masih mencakup lokasi terdekat pabrik beroperasi. Kondisi itu dirasakan lebih membanggakan daripada keberadaan industri semen asing.
"Komitmen dari Semen Rembang untuk merekrut tenaga kerja lokal, khususnya tempat berdiri pabrik. Penyerapan tenaga kerja lokal adalah prioritas," ucap Soeharnomo.
Dengan begitu, kata Soeharnomo, ke depannya pabrik Semen Rembang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi saat ini tingkat PAD Rembang tergolong amat rendah "Memberikan PAD yang baik nanti untuk Rembang. PAD tentunya ikut meningkat," ujar Soeharnomo.
Aspek lainnya, sebagai sebuah perusahaan negara, Soeharnomo menuturkan, modal investasi pabrik Semen Rembang pastinya mayoritas milik dalam negeri. Hal tersebut membuat kemungkinan capital of flow kecil terjadi. "Ini yang membuat beda juga dengan masuknya industri milik asing," beber Soeharnomo.
Walaupun hingga kini keberadaan pabrik Semen Rembang masih terus menuai polemik, menurut Soeharnomo, itu merupakan bagian dari dampak hadirnya industri. Dia mengatakan, bukan hanya menyasar pabrik semen namun juga industri lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement