Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelar Program ASP, Sampoerna Cegah Anak Kerja di Sektor Tembakau

Gelar Program ASP, Sampoerna Cegah Anak Kerja di Sektor Tembakau Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) merealisasikan program pencegahan pekerja anak di kawasan pertanian tembakau dengan menggelar program After School Program (ASP) di 22 sekolah dasar di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kegiatan yang merupakan bagian dari program ?Sampoerna untuk Indonesia? (SUI) dan digelar bersama Social Transformation and Public Awareness (STAPA) Center itu bertujuan meningkatkan kesadaran siswa, guru, dan orang tua mengenai pekerja anak dengan memperkenalkan hak-hak dasar anak.

?Program ini merupakan salah satu wujud komitmen Sampoerna dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak-anak di lingkungan pertanian tembakau,? kata Head of Stakeholder, Regional Relations & CSR Sampoerna, Ervin Pakpahan, dalam keterangannya, Rabu (8/3/2017). Rangkaian kegiatan ASP dilaksanakan di Klaten, Lumajang, Jember, dan Rembang serta telah menjangkau lebih dari 5.000 siswa. Ervin berharap kegiatan ini dapat memperoleh dukungan dari para pemangku kepentingan.

?Kegiatan ini butuh dukungan dari berbagai pihak termasuk orangtua, guru dan pemerintah. Sebab, kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi para siswa melalui berbagai kegiatan kreatif di pasca jam sekolah,? imbuh dia.

Dalam program ASP, lanjutnya para siswa diberikan pendidikan, motivasi dan keterampilan. Fasilitas ini diharapkan mampu menjauhkan anak-anak dari kegiatan yang tidak sesuai bagi mereka. Kegiatan ini sejalan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Antara lain, berupa pengadaan kondisi sosial dan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan anak, serta peningkatan kualitas pendidikan bagi anak-anak.

Dalam kelas keterampilan non-akademik tersebut, selain diberikan informasi mendalam mengenai hak dasar anak dan jenis-jenis pekerjaan terburuk anak dan risikonya. Para siswa juga diperkenalkan ilmu tentang pertanian organik, pengolahan daur ulang sampah, mengenal lagu dan tarian tradisional serta keterampilan membuat puisi dan cerita.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: