Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulawesi Selatan?pada Februari 2017 masih didominasi warga asal Malaysia. Kondisi tersebut berlangsung dalam beberapa bulan terakhir. Adapun, turis asal Tiongkok yang sebelumnya kerap bepergian ke Sulsel, kunjungannya mengalami penurunan drastis.
"Untuk Februari 2017, turis Malaysia memang paling mendominasi. Begitu juga dengan Januari lalu," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Nursam Salam di Makassar, Jumat (8/4/2017).
Berdasarkan data BPS, tercatat jumlah wisman yang datang melalui pintu masuk Makassar pada Februari 2017 hanya 1.194 kunjungan. Khusus turis Malaysia mencapai 548 kunjungan. Secara keseluruhan, jumlah wisman yang datang ke Sulsel menurun dibandingkan Januari 2017 yang mencapai 1.677 kunjungan. Kala itu, jumlah turis Malaysia bahkan menembus 746 kunjungan. Total kunjungan wisman ke Sulsel sendiri terus merosot sejak tahun lalu, khususnya November 2016 yang mencapai 2.261 kunjungan.
Nursam menerangkan penurunan paling drastis terlihat pada kunjungan turis Tiongkok. Januri lalu, turis Tiongkok menduduki peringkat dua terbanyak ke Sulsel yakni mencapai 417 kunjungan. Namun, Februari ternyata terjadi penurunan menjadi 397 kunjungan. Nursam berpendapat menurunnya kunjungan wisman ke Sulsel lebih kepada faktor musiman alias seasonal saja.
"Secara keseluruhan jumlah wisman memang turun sebesar 28,8 persen pada Februari," ucap dia.
Sepanjang Februari, Nursam mengatakan lima besar negara dengan jumlah turis terbanyak ke Sulsel adalah Malaysia (548 kunjungan), Singapura (69 kunjungan), Perancis (52 kunjungan), Jerman (50 kunjungan), dan Mesir (35 kunjungan). Bila digabungkan, Nursam menyebut gabungan wisman dari lima negara tersebut berjumlah 754 kunjungan atau sekitar 63,15 persen dari total kunjungan turis ke Sulsel.
Penurunan kunjungan turis ke Sulsel, Nursam mengimbuhkan tidak berdampak signifikan pada tingkat penghunian kamar alias TPK hotel berbintang. Buktinya, TPK hotel berbintang di Sulsel pada Februari justru naik 1,42 poin dibandingkan TPK pada Januari. Rinciannya yakni dari 42,76 persen menjadi 44,18 persen. Kenaikan itu ditunjang melesatnya TPK pada hotel berbintang empat. Adapun, TPK pada hotel berbintang satu dan lima disebutnya merosot.
Nursam melanjutkan rata-rata lama tamu menginap secara keseluruhan juga mengalami kenaikan, dari 1,84 hari pada Januari menjadi 2,07 hari pada Februari. Kenaikan tersebut ditunjang oleh tamu dalam negeri alias domestik yang naik dari 1,81 hari menjadi 2,05 hari. Sedang, untuk tamu asing mengalami penurunan dari 3,5 hari menjadi 3,1 hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement