Masuknya investor strategis asal Korea Selatan, Apro Financial Co Ltd ke PT Bank Dinar bukanlah tanpa alasan. Dengan dalih ingin menggabungkan dua lembaga perbankan beraset mini, langkah Apro akhirnya berjalan mulus di meja regulator.
Orang nomor satu di Bank Dinar, Hendra Lie, menuturkan setelah rencana penggabungan dengan Bank Andara rampung maka kedua entitas akan menjadi satu entitas bisnis dengan nama baru. Tidak hanya itu, segmen bisnis yang bakal digarap juga akan mengalami perubahan.
Jika sebelumnya penyaluran kredit Bank Dinar berfokus pada sektor usaha kecil dan menengah (UKM) atau small medium enterprises (SME) dan Bank Andara berfokus pada segmen bisnis konsumer maka dengan entitas bisnis baru perseroan akan menggarap dua sektor tersebut ditambah beberapa segmen baru.
"Setelah merger, kita akan menjadi bank BUKU II, berarti digital banking juga bisa kita garap. Ke depannya pasti akan ada RBB (rencana bisnis bank) perubahan pasca-akuisisi," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Terkait dengan terjadinya perebutan nasabah antara bank beraset besar dan bank beraset mini, Hendra menuturkan perseroan optimistis nasabahnya akan tetap loyal. Perseroan akan selalu mengutamakan kecepatan dan juga pelayanan yang mumpuni dalam setiap kegiatan operasioanalnya.
"Hal tersebut terbukti dengan pertumbuhan kredit kita yang mencapai 17,2% pada tahun lalu," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement