Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

UNBK, Bukan Soal Efesiensi Anggaran (I)

UNBK, Bukan Soal Efesiensi Anggaran (I) Kredit Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) berlangsung tanpa gangguan berarti.

Menariknya, pada tahun ini pelaksanaan UN Berbasis Komputer (UNBK) meningkat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof Nizam, mengatakan sejak mulai diselenggarakan UNBK pada 2015 jumlah sekolah yang mengikuti UNBK naik drastis.

Pada 2015, jumlah sekolah yang ikut baru 500 sekolah. Kemudian pada 2016 meningkat menjadi sekitar 4.400 sekolah dan pada 2017 ini meningkat lagi menjadi 33.448 sekolah atau diikuti 3.782.453 peserta dari semua tingkatan sekolah baik SMP/MTS, SMA/MA, SMK, dan pendidikan kesetaraan.

Banyaknya sekolah yang menyelenggarakan UNBK tersebut, berdampak pada penghematan anggaran yang cukup signifikan, karena berkurangnya anggaran untuk mencetak soal, distribusi soal ke daerah-daerah, hingga pengawalan soal di gudang.

"Logistiknya sangat luar biasa. Ujian nasional berbasis kertas dan pensil menjadi kerja logistik terbesar kedua setelah pemilu. Peningkatan jumlah sekolah penyelenggara UNBK bertujuan mendorong peningkatan kualitas ujian nasional, terutama dalam hal integritas," tutur Nizam.

Dia mengatakan berdasarkan data UN pada tahun sebelumnya, terlihat kecurangan yang selama ini menghantui pelaksanaan UN bisa teratasi.

Dengan pelaksanaan UNBK, belum ada laporan mengenai kebocoran soal hingga selebaran kunci jawaban.

Tiap siswa yang mengikuti UNBK, kata dia, bisa mendapatkan soal-soal yang berbeda sehingga siswa fokus mengerjakan soal tanpa bertanya pada peserta lainnya.

"Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kasus kebocoran UNBK." Tentu saja, hal itu menjadi kabar yang menggembirakan karena selama pelaksanaan UN terus diwarnai dengan berbagai kasus kecurangan berjamaah.

Setiap ruangan ujian pula ada proktor yang bertugas memastikan dan mengecek server terhubung ke server, pengawas ruangan teknisi.

Pelaksanaan UNBK juga bebas dari kebocoran karena soal yang pengunduhan soal baru bisa dilakukan setengah jam sebelum pelaksanaan ujian dilakukan.

Selain itu, "server" Puspendik langsung ditutup begitu selesai ujian. Sehingga tidak akan bisa diakses oleh peretas.

"Varian soalnya juga lebih banyak dibandingkan UN kertas pensil (UNKP). Selain itu, peserta juga memiliki kemampuan adaptasi terhadap teknologi yang baik," cetus dia. Bersambung (Ant/Indriani)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: