Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tegas PDIP, Hasil Pilkada Bukan Ditentukan Survei

Tegas PDIP, Hasil Pilkada Bukan Ditentukan Survei Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang berlangsung pada Rabu (19/4) merupakan pilkada rakyat, bukan pilkada yang ditentukan hasil survei.

Hasto, di Jakarta, Selasa (18/4/2017), menilai pesan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di masa tenang pilkada DKI berdasarkan bacaan aneka riset lembaga survei yang kemudian dijadikan klaim kemenangan merupakan salah arah.

Tak hanya itu, lanjut dia, Prabowo juga terlalu menyederhanakan 'kebenaran suara rakyat' dalam tampilan hasil survei yang sering diragukan akurasinya.

Menurut dia, pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno terlihat khawatir dengan trend elektabilitas yang terus menurun sehingga menjadikan hasil survei untuk membangun opini sebelum pilkada putaran kedua digelar pada Rabu (19/4).

"Dalam psikologi politik, pidato singkat yang disampaikan oleh Pak Prabowo pada akhir masa kampanye tersebut justru harus dibaca terbalik. Kubu Anies-Sandi menampilkan kekhawatiran atas trend elektabilitas yang terus menurun akibat kesalahan strategi kampanye yang menampilkan wajah politik yang berbeda dengan tradisi kebudayaan bangsa Indonesia yang dikenal toleran, welas asih, dan suka bermusyawarah," jelas Hasto.

Sementara di sisi tim kampanye Basuki-Djarot sangat memahami kultur dan sosiologi politik Indonesia tersebut.

"Tim kampanye Basuki-Djarot tidak pernah memaksakan kehendak, lebih-lebih hanya menggunakan lembaga survei untuk klaim kemenangan sepihak. Kami tidak mau mengerdilkan suara rakyat yang dimanipulasi dengan klaim kemenangan yang seolah fantastis sebagaiman ditampilkan lembaga survei pimpinan Denny JA. Suara rakyat sangatlah sakral, karena menentukan nasib lebih dari 9.6 juta penduduk Jakarta. Ini adalah Pilkada rakyat, bukan pilkada survei," ucap Hasto.

Dalam masa tenang ini, Hasto sangat menyayangkan pidato Prabowo Subianto yang sedang beredar videonya dimana isinya terkesan tendensius dan menyudutkan pasangan petahana.

Semua pihak sepakat bagaimana mewujudkan pilkada yang demokratis, yang dilaksanakan secara luber dan jurdil. Marilah kita wujudkan politik yang berkedaban dan kita kedepankan sikap kenegarawanan. Biarlah rakyat DKI yang menjadi hakim terbaik," katanya.

Hasto menambahkan, momentum Pilkada 19 April 2017 seharusnya menjadi tampilan peradaban politik Indonesia yang lebih mengedepankan program dan gagasan yang visioner bertumpu pada solusi atas persoalan fundamental masyarakat DKI Jakarta. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: