General Motors terpaksa menelan pil pahit lantaran pabrik mobilnya yang bermarkas di Venezuela disita oleh pemerintah akibat meningkatnya tensi politik.
Perpecahan yang berlangsung lama telah membawa negara tersebut menuju kirisis ekonomi yang tajam. Pada Kamis (20/4/2017) waktu setempat perusahaan mengatakan pabriknya yang berada di kota Valancia telah diambil alih otoritas publik.
Kendati demikian, perusahaan mengatakan akan mengambil tindakan hukum untuk membela hak-hak perusahaan?di negara sosialis itu. Perusahaan mengatakan aset-aset termasuk kendaraan telah diambil oleh perusahaan. Menurut GM, pengambilalihan perusahaan itu mengakibatkan 2.678 orang kehilangan pekerjaan, 76 dealers, dan pemasoknnya.
Sejauh ini, Kementerian Informasi Venezuela belum memberikan komentar, namun menurut media lokal setidaknya ada tiga orang tewas dalam aksi protes terhadap Presiden Nicolas Maduro pada pekan ini, demikian seperti dikutip BBC?di Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Perlu diketahui, industri mobil Venezuela saat ini kekurangan bahan baku karena adanya pengendalian mata uang dan produksi lokal yang stagnan.
Anjloknya nilai mata uang bolivar telah menyebabkan impor bahan makanan melonjak tajam. Tragisnya, semua pasokan bahan makanan selama ini bergantung pada komoditas impor. Berdasarkan data perusahaan analisis perdagangan global, Panjiva PBB menunjukan bea impor Venezuela mengalami penurunan tajam.
Tercatat pada semester I-2016 impor roti anjlok sebesar 94% dibandingkan periode sebelumnya. Pengapalan daging yang masuk ke Venezuela turun 63% menjadi US$127 dibandingkan periode tahun lalu, sementara impor buah seperti pisang dan strawbery turun tajam sebesar 99% menjadi US$159.000 dari US$21 juta. Impor ikan juga turun 87% dan gula 34%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement