Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas pengapalan jagung sebanyak 10.015 ton di Pelabuhan Provinsi Gorontalo menuju Pelabuhan Cigading, Banten, yang merupakan capaian program khusus Kementerian Pertanian dalam peningkatan produksi jagung.
Amran mengungkapkan melimpahnya produksi jagung di Gorontalo dapat membebaskan Indonesia dari impor jagung tahun ini, padahal sebelumnya rutin mengimpor sekitar 3-3,5 juta ton per tahun.
"Sampai dengan Mei 2017, belum ada permintaan impor, padahal sebelumnya kita selalu impor. Hari ini daerah-daerah salah satunya Gorontalo malah mengirimkan jagung berton-ton. Tahun ini kami targetkan hentikan impor, kami tutup buku impor jagung," kata Amran di Pelabuhan Gorontalo melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
Ada pun jagung dari Gorontalo tersebut merupakan hasil capaian program upaya khusus Kementerian Pertanian untuk percepatan peningkatan produksi jagung, seperti penyaluran bantuan benih dan alat-alat teknologi pertanian.
Ia menjelaskan impor jagung pada 2016 turun 66 persen. Provinsi Gorontalo pun menjadi salah satu daerah yang memiliki peranan paling besar.
Amran berharap pelaku usaha tidak mengimpor jagung karena produksi di Indonesia bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Menurut dia, satu pengusaha di Gorontalo saja mampu menghasilkan jagung pipil 1.000 ton per hari sehingga dalam setahun mampu menghasilkan sekitar 400 ribu ton per tahun. Di Gorontalo sendiri, setidaknya ada 10 pengusaha jagung.
Ia juga menegaskan keberhasilan Indonesia yang mampu mendorong ketahanan pangan melalui produksi jagung dan menyaingi negara tetangga, seperti Malaysia, yang hingga kini masih mengimpor jagung.
Bahkan, dua delegasi menteri dari Malaysia mendatangi Kantor Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu untuk mempelajari strategi Indonesia yang sudah terlepas dari impor jagung.
"Malaysia setiap tahunnya impor jagung hingga tiga juta ton, sementara kita 3,6 hingga 4 juta, tapi tiba-tiba tiga juta impor kita hilang. Kita sama-sama mengimpor dari Argentina dan Amerika. Mereka masih lanjut, kita berhenti," katanya.
Usai melakukan pengapalan jagung, Mentan meninjau gudang pengeringan jagung dan melakukan gerakan percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) untuk padi dan jagung serta upaya khusus "Sapi Induk Wajib Bunting" (SIWAB) di Desa Hutabohu, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.
Pada kegiatan gerakan percepatan LTT tersebut, Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan sebesar Rp177,16 miliar yang berasal dari dana APBN 2017 untuk disalurkan keenam kabupaten dan kota.
Amran menjelaskan dana tersebut digunakan dalam mempercepat dan memaksimalkan produksi, misalnya bantuan alat dan mesin pertanian, pengembangan kawasan pertanian, hingga asuransi usaha petani padi dan peternak sapi.
"Dengan asuransi bisa tenang. Padinya kena banjir dibayar oleh asuransi, sapinya mati diganti, asal jangan dipotong. Selama ini belum ada asuransi untuk petani dan peternak," kata Amran. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement