Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaringan 98 Desak Polri Tangkap Pendukung Ahok yang Hina Presiden

Jaringan 98 Desak Polri Tangkap Pendukung Ahok yang Hina Presiden Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jaringan '98 mendesak Kepolisian Republik Indonesia menangkap pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga telah melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Juru Bicara Jaringan '98 Ricky Tamba mengatakan pendukung Ahok mestinya menempuh?langkah-langkah hukum seperti banding ke?Pengadilan Tinggi DKI Jakarta atau pengaduan ke Komisi Yudisial dibanding melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum. Ia menyayangkan terjadinya aksi-aksi demonstrasi yang berujung pada perbuatan penghinaan Presiden Jokowi.

"Tangkap simpatisan Ahok penghina Presiden Jokowi. Polri juga tak boleh pilah-pilih, harus membubarkan aksi-aksi demonstrasi yang melanggar aturan berlaku seperti tanpa pemberitahuan tertulis, melebihi pukul 18.00 WIB, dan saat libur hari besar nasional," katanya di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).

Ricky Tamba menegaskan Polri harus mengusut kasus?penghinaan atas Presiden Jokowi sampai tuntas. Bila ada motif khusus dan aktor intelektual yang mendesain aksi-aksi demonstrasi yang melanggar hukum, imbuhnya, juga harus diproses secara hukum.

"Jangan karena jagoannya kalah pilkada dan dipenjara kasus penistaan agama lalu seenaknya dengan berbagai dalil dan alasan menghina Presiden Jokowi," ujarnya.

Ia meminta pendukung Ahok untuk tidak membangun opini pemutarbalikan fakta?seakan-akan terzalimi dan teraniaya. Ia menekankan?mayoritas rakyat Jakarta sudah terbukti tak memilih Ahok dan ada jutaan rakyat dari berbagai daerah di Indonesia tersinggung oleh perbuatan Ahok di Kepulauan Seribu.

"Kami sangat tak rela bila Presiden Jokowi dikecam dan dihina tanpa argumentasi rasional hanya karena emosi egoisme kepentingan kelompok Ahok semata," kecamnya.

Ricky juga meminta relawan dan simpatisan Ahok agar jangan menggurui tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika karena mayoritas rakyat Indonesia sudah sangat bertenggang rasa dalam kehidupan sehari-hari.

"Bagi mayoritas rakyat Indonesia, merah putih, NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah menjadi pegangan berbangsa dan bernegara sejak berpuluh tahun lalu," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: