Serangan siber oleh virus malware ransomware jenis WannaCry menjadi ancaman di beberapa negara, termasuk lndonesia. Serangan siber ini bersifat masif serta menyerang critical resource (sumber daya yang sangat penting) sehingga?dapat dikategorikan teroris siber.
"Ransomware biasanya akan meminta uang ke korbannya US$300. Jangan berikan jika mereka meminta. Korbannya Windows 8 dan Windows sebelumnya (Windows 7 dan di bawahnya). Windows di atas 8 bisa dikatakan aman. Itupun jika dia melakukan patching," jelas Adi Jaelani praktisi IT dan Staff Id Sirtii dalam konferensi pers yang digelar Kemenkominfo di Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2017).
Untuk keamanan penggunaan komputer di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan pentingnya semua orang baik individu, perusahaan, kementerian, lembaga, serta organisasi lainnya melakukan antisipasi dan pencegahan dari serangan malware WannaCry tersebut. Pemerintah juga terus memublikasikan kepada masyarakat.
"Ini adalah kasus global. Jadi penanganannya juga tidak hanya kita di ruangan ini. Seluruh dunia juga sedang mencari jalan keluarnya terus-menerus. Dikembangkan oleh engineer antivirus yang makin ter-update dan maikn lebih baik," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di tempat yang sama.
Saat ini virus tersebut sudah menyerang beberapa perusahaan seperti Rumah sakit Dharmais Jakarta dan perusahaan besar Nissan di Inggris.
"Teman-teman dari Kominfo sudah berkoordinasi dengan Rumah Sakit Dharmais. Virus ini mengeblok?data yang kita miliki. Namun tidak menghancurkan. Dampaknya di rumah sakit semua proses adiministrasi dan pendataan dilakukan secara manual," tambah Rudiantara.
Serangan siber yang menyerang Indonesia berjenis ransomware. Ransomware adalah sebuah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement