Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertama Kali, BI Gelar Pemusnahan Uang Palsu di Sulsel

Pertama Kali, BI Gelar Pemusnahan Uang Palsu di Sulsel Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel untuk pertama kali menggelar pemusnahan uang palsu, Rabu, (17/5/2017). Pemusnahan 3.604 lembar uang palsu tersebut disaksikan dan turut dilakukan oleh perwakilan kepolisian, kejaksaan dan pengadilan setempat di Kantor Perwakilan BI Sulsel Lantai IV, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar. Ribuan lembar uang palsu yang dimusnahkan telah melalui proses hukum di pengadilan dan berstatus inkracht alias memiliki kekuatan hukum tetap.?
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan pemusnahan uang palsu dilakukan pihaknya menyusul adanya kebijakan baru yang memperbolehkan kantor perwakilan memusnahkan uang palsu yang telah berkekuatan hukum tetap. Kebijakan tersebut diterbitkan pada 2016 dengan tujuan untuk efisiensi dan efektivitas pemberantasan uang palsu. Dulunya, kata Wiwiek, pemusnahan uang palsu hanya menjadi domain kantor pusat.?
"Kebijakan desentralisasi, termasuk soal pemusnahan (uang palsu) di daerah dilakukan demi efisiensi dan efektivitas penghapusan uang palsu. Kebijakan ini berlaku sejak 2016 dan untuk pertamakali kami melakukan pemusnahan uang palsu pada hari ini. Intinya, pemusnahan bisa kami lakukan sepanjang telah melalui pengadilan dan memiliki kekuatan hukum tetap," kata Wiwiek, seusai acara pemusnahan 3.604 lembar uang palsu di Makassar, Rabu, 17 Mei.
Dari pantauan Warta Ekonomi, pemusnahan ribuan lembar uang palsu tersebut dilakukan menggunakan empat mesin penghancur kertas. Beragam pecahan uang palsu tampak dimasukkan satu per satu dalam mesin tersebut. Adapun uang palsu yang dimusnahkan berasal dari temuan dan laporan berbagai bank maupun masyarakat. Uang palsu yang dimusnahkan adalah temuan periode Desember 2015 hingga Maret 2017 lalu.
Berdasarkan catatan BI, tercatat 2.288 lembar uang palsu yang ditemukan di Sulsel sepanjang 2016. Kebanyakan ditemukan di Kota Makassar. "Kebanyakan memang di Makassar, bahkan mencapai 90 persen. Lalu diikuti Parepare (5,9 persen), Bone (2,5 persen), Pinrang (1,14 persen), Bulukumba (0,08 persen) dan lainnya. Semakin banyaknya temuan uang palsu mengindikasikan masyarakat kian cerdas mengenali rupiah," terang Wiwiek.
Kepala Polda Sulsel Irjen Muktiono mengungkapkan peredaran uang palsu merupakan ancaman dan kejahatan serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Karena itu, pihaknya senantiasa menjalin koordinasi dengan BI terkait pemberantasan uang palsu. Kepolisian juga siap membantu BI dalam mensosialisasikan ciri keaslian rupiah. Terlebih, otoritas monoter Indonesia tersebut baru saja mengeluarkan rupiah baru emisi tahun 2016.?
Muktiono juga meminta peran media untuk membantu mensosialisasikan ciri keaslian rupiah dan memberantas uang palsu. Salah satu caranya dengan memberikan edukasi bahwa temuan uang palsu tidak ada nilainya sehingga tidak perlu dituliskan nominalnya. "Cukup jumlah lembarannya saja karena uang palsu itu tidak ada nilainya. Lalu soal rupiah emisi baru, kita bersama-sama mesti mensosialisasikan agar semua masyarakat tahu dan tak tergiring isu sesat, seperti logo mirip palu arit dan lain-lain," tuturnya.
Lebih jauh, Muktiono menjelaskan untuk memberantas peredaran uang palsu yang biasanya kian marak menjelang Ramadan, pihaknya siap membentuk tim khusus dengan melibatkan BI. Sepanjang 2016, Polda Sulsel sendiri menangani setidaknya delapan kasus temuan uang palsu. Namun, pihaknya tidak menyebut adanya penetapan tersangka lantaran sebatas temuan yang langsung diteruskan ke BI. Kepolisian sendiri ditegaskannya siap melakukan penegakan hukum bila ditemukan bukti terkait pemalsuan rupiah maupun kejahatan perbankan lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: