Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Agus sebut Nercara Pembayaran 2017 Turun, Meski Tetap Surplus

Agus sebut Nercara Pembayaran 2017 Turun, Meski Tetap Surplus Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan inflasi bulan Mei 2017 dikontribusikan oleh kenaikan harga bahan pangan, tarif transportasi, termasuk faktor meningkatnya konsumsi masyarakat memasuki awal Ramadan pada akhir Mei ini. | Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan neraca pembayaran Indonesia pada 2017 masih akan surplus, namun jumlahnya menurun menjadi tiga hingga empat miliar dolar AS dari surplus tahun lalu yang sebesar 12 miliar dolar AS.

Menurut Agus, penurunan surplus tersebut karena melorotnya neraca ?transaksi modal dan finansial yang disebabkan berakhirnya program amnesti pajak pada 31 ?Maret 2017, yang menyurutkan dana repatriasi ke pasar finansial.

"Tahun lalu kami lihat ada dorongan dari 'tax amnesty', maka dari itu ada pengaruh di transaksi ?modal," ujar Agus di Jakarta, Senin malam (29/5/2017).

Perkiraan jumlah surplus NPI pada akhir tahun tersebut sama realisasi surplus NPI di periode ?Januari-Maret 2017 yang banyak terbantu surplus transaksi modal dan finansial sebesar 7,9 ?miliar dolar AS. NPI merupakan gambaran transaksi yang terjadi antara penduduk Indonesia dengan penduduk ?warga negara lain. Dalam NPI terdapat neraca transaksi berjalan (termasuk barang, jasa, pendapatan) serta neraca transaksi modal dan finansial.

Selain faktor neraca modal dan finansial, Agus memandang menurunnya surplus NPI juga ?karena defisit neraca transaksi berjalan yang pada akhir tahun diperkirakan BI sebesar 1,8-1,9 ?persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut sama dengan defisit transaksi ?berjalan pada 2016.

Meskipun masih defisit, Agus mengatakan kinerja neraca transaksi berjalan masih terkendali. ?Perbaikan kinerja ekspor pada tahun ini akan turut membantu memperbaiki kinerja neraca ?transaksi berjalan. Pada triwulan I 2017, defisit transaksi berjalan sebesar 2,4 miliar dolar AS atau satu persen ?Produk Domestik Bruto (PDB).

Peningkatan defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2017 sebagian besar akibat naiknya defisit ?neraca perdagangan migas sebesar 2,1 miliar dolar AS dan pendapatan primer yang defisit 7,4 ?miliar dolar AS. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: