Holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor perkebunan mencatatkan laba bersih sebesar Rp488 miliar per April 2017. Torehan laba tersebut meningkat 181% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencatatkan kerugian sebesar Rp604 miliar.
Direktur Utama PTPN III selaku pemimpin holding BUMN perkebunan Dasuki Amsir menjelaskan laba tersebut ditopang peningkatan penjualan karena dampak meningkatnya produktivitas tanaman. Selain itu, pihaknya juga berhasil menekan harga pokok serta didorong oleh kenaikan harga komoditas.
"Perseroan tahun ini terus fokus untuk meningkatkan produktvitas dan efisiensi supaya tercapai harga produksi yang efisien dan konsisten sehingga apabila terjadi penurunan harga komoditas tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan," kata Dasuki saat dijumpai di Jakarta, Senin (5/6/2017).
Dasuki menambahkan hingga April 2017 pihaknya mampu mencatatkan kenaikan penjualan sebesar Rp11,2 triliun atau tumbuh 35% dibanding periode yang sama pada 2016 sebesar Rp8,3 triliun. Kenaikan sales ditopang oleh peningkatan produktivitas crude palm oil (CPO) kebun sendiri sebesar 19% dan karet kering sebesar 5% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
"Jadi, pencapaian laba bersih konsolidasi sebesar Rp488 miliar, bukan saja berkah dari kenaikan harga komoditas, namun dari hasil evaluasi kami perbaikan kinerja yang terjadi dikarenakan adanya perubahan budaya kerja dan efisiensi dalam operasional baik di on farm ataupun off farm," kata Dasuki.
Ia menambahkan bahwa dari sisi perbaikan operasional manajemen juga mampu mencatatkan net operating cash flow senilai Rp1,5 triliun atau meningkat sebesar 373% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 sebesar Rp327 miliar.
Dasuki menjelaskan perbaikan kinerja keuangan pun terus meningkat seiring dengan kembalinya kepercayaan perbankan. Hal ini juga terefleksi dari indikasi keuangan di awal tahun sudah menunjukkan hasil yang baik.
"Program dan strategi turn arround masih kami jalankan karena dampaknya cukup terlihat dalam kinerja keuangan yang terus membaik," ujarnya.
Untuk tahun ini Holding BUMN Perkebunan akan fokus pada peningkatan produktvitas dan menekan efisiensi supaya dapat tercapai harga produksi yang efisien dan konsisten sehingga apabila terjadi penurunan harga komoditas tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Dasuki mengatakan Holding Perkebunan perlu menerapkan efisiensi di berbagai lini dengan memperhatikan struktur biaya perusahaan. Salah satu bentuk efisiensi antara lain, pengadaan pupuk oleh Holding Perkebunan yang diyakini bisa menekan harga lebih efisien dan kompetitif serta mengendalikan penggunaan pupuk secara cermat sesuai kebutuhan.
Sedangkan untuk meningkatkan produktivitas dalam menjalankan operasional, manajemen memastikan pengelolaan dan prosesnya berjalan baik sesuai SOP mulai dari teknis penanaman, perawatan, pemupukan, panen, hingga pengangkutan ke pabrik pengolahan.
"Dalam mencapai target ini perlu dukungan pengembangan TI agar datanya akurat dalam mengontrol produktivitas dan efisiensi serta dalam membuat keputusan," pungkas Dasuki.
Penulis: Moch Januar Rizki
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement