Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi investasi internasional (PII) Indonesia pada akhir triwulan I 2017 sebesar US$335,2 miliar atau 35% dari produk domestik bruto (PDB). Angka tersebut naik US$17,0 miliar dibandingkan posisi net kewajiban pada akhir triwulan IV 2016 yang sebesar US$318,3 miliar atau 34,1% terhadap PDB.
?Peningkatan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN),? kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, Kamis (22/6/2017).
Menurut dia perkembangan tersebut sejalan dengan transaksi modal dan finansial pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami surplus pada triwulan I 2017 didukung oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian.
Sementara itu, posisi AFLN Indonesia pada akhir triwulan I 2017 naik 3,3% (qtq) atau sebesar US$9,9 miliar menjadi US$308,6 miliar. Menurutnya kenaikan tersebut didukung oleh meningkatnya posisi cadangan devisa, investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.
Untuk posisi KFLN Indonesia pada akhir triwulan I 2017 naik 4,3% (qtq) atau sebesar US$26,8 miliar menjadi US$643,9 miliar. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh derasnya aliran masuk modal investasi portofolio pada instrumen berdenominasi rupiah (SUN, SPN, dan saham) serta hasil penerbitan sukuk global pemerintah pada Maret 2017.
?Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia sampai dengan triwulan I 2017 masih cukup sehat. Namun demikian, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia berkeyakinan kinerja PII Indonesia akan semakin sehat sejalan dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement