Sekitar 35.000 penumpang akan diberangkatkan dari Terminal Giwangan Yogyakarta pada puncak arus balik Lebaran yang diperkirakan terjadi pada hari Sabtu (1/7/2017).
"Meskipun perkiraan kami jumlah penumpang yang memanfaatkan bus berkurang dibanding tahun lalu, namun penumpang yang akan diberangkatkan pada puncak arus balik diperkirakan akan tetap banyak. Bisa mencapai 33.000 hingga 35.000 penumpang," tutur Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Bekti Zunanta di Yogyakarta, Sabtu.
Dirinya mengatakan angka tersebut masih lebih rendah dibanding jumlah penumpang yang diberangkatkan saat puncak arus balik tahun lalu, yaitu mencapai sekitar 37.000 penumpang. Selain penumpang bus reguler, Terminal Giwangan juga akan memberangkatkan peserta balik gratis dari Kementerian Perhubungan dengan kuota 33 bus.
Bekti menambahkan, sempat terjadi lonjakan jumlah penumpang yang diberangkatkan dari Terminal Giwangan pada H+2 Lebaran yaitu mencapai sekitar 33.000 penumpang.
"Pada hari itu, masih ada penumpang yang melakukan mudik ke berbagai tujuan. Mungkin mereka berharap kondisi terminal dan arus lalu lintas sudah tidak terlalu ramai sehingga perjalanan akan lebih lancar," katanya.
Selama beberapa hari terakhir, lanjut Bekti, terjadi keterlambatan bus masuk ke Terminal Giwangan hingga empat jam karena bus terjebak kemacetan di sepanjang jalur yang dilalui.
"Dari informasi yang kami peroleh, waktu tempuh jurusan Solo-Yogyakarta yang biasanya dua jam menjadi empat jam. Begitu pula jurusan Purwokerto-Yogyakarta harus ditempuh hingga delapan jam dari sebelumnya empat jam," ujarnya.
Akibatnya, lanjut Bekti, sempat terjadi penumpukan penumpang di Terminal Giwangan namun dapat diatasi dengan mengoperasionalkan bus cadangan yang berasal dari bus pariwisata meskipun tarif yang dikenakan lebih mahal.
"Tarif yang dikenakan kepada penumpang bus cadangan disesuaikan dengan fasilitas yang diperoleh. Misalnya saja toilet di dalam bus, sehingga harga tiket menjadi sedikit lebih mahal. Misalnya tarif Yogyakarta-Surabaya untuk bus patas Rp125.000 menjadi Rp135.000," jelasnya.
Selama masa Angkutan Lebaran 2017, Bekti mengatakan pihaknya tidak menemukan agen bus yang melanggar ketentuan tarif. Pemberlakuan tarif batas atas dan bawah diperuntukkan bagi bus ekonomi sedangkan tarif bus eksekutif disesuaikan dengan pasar.
"Untuk kejadian kriminalitas juga nihil. Selama empat tahun terakhir ini, tidak ada laporan tindak kriminalitas di Terminal Giwangan. Jika ada laporan, maka lokasi kejadiannya ada di daerah lain tetapi penumpang melapor ke Giwangan," ungkapnya yang memberikan apresiasi kepada petugas keamanan yang rutin melakukan patroli di terminal.
Selain patroli petugas, pengawasan kondisi terminal dilakukan melalui kamera CCTV. Di Terminal Giwangan terdapat 17 kamera CCTV namun enam di antaranya rusak. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement