Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mulai Desember 2019, Gazprom Suplai Gas ke China Via Siberia

Mulai Desember 2019, Gazprom Suplai Gas ke China Via Siberia Kredit Foto: Reuters/Maxim Zmeyev
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen gas alam terbesar Rusia Gazprom akan mulai memasok bahan bakar ke China melalui Siberia, pada 20 Desember 2019, CEO Gazprom Alexei Miller mengatakan kepada wartawan, setelah bertemu dengan China National Petroleum Company (CNPC).

Presiden CNPC Wang Yulin dan CEO Gazprom Alexei Miller bertemu dalam kunjungan minggu ini ke Moskow oleh Presiden Xi Jinping dan menandatangani kontrak pembelian dan penjualan antara China dan Rusia, ujar perusahaan milik negara China tersebut di situsnya, Rabu (5/7/2017).

Tidak ada penjelasan lebih lanjut terhadap rincian tersebut.

Kesepakatan tersebut merupakan sinyalemen terbaru bahwa Rusia makin mempererat hubungannya dengan China, yang notabene sebagai pembeli gas utama. Ini terjadi pada saat kekacauan yang sedang melanda saingan utama mereka, yakni eksportir Qatar di tengah perselisihan mereka dengan tetangga-tetangganya di Teluk, yang memberlakukan sanksi politik dan ekonomi di Doha.

Jaringan pipa baru, yang dijuluki "Kekuatan Siberia", memiliki kapasitas tahunan terencana sebesar 38 miliar meter kubik.

CNPC menambahkan bahwa pihaknya sepakat untuk mempercepat pembangunan jaringan pipa dan pengembangan pasar, serta pabrik pengolahan gas alam dan fasilitas penyimpanan gas bawah tanah domestik untuk memastikan proyek tersebut dapat berjalan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Sementara itu, tanggal yang sudah dijadwalkan tampak ambisius, analis mengatakan volume pada pipa pada akhir 2019 kemungkinan akan rendah dan meningkat hingga jika kapasitas penuh akan memakan waktu lama. Rusia perlu mengembangkan dua lapangan gas baru untuk mengisinya.

?Rusia mungkin telah menawarkan konsesi kepada China terkait dengan harga untuk mendapatkan dukungannya atas proyek tersebut,? ujar Massimo Di Odoardo, wakil presiden penelitian gas dan LNG global di Wood Mackenzie.

"Jelas pengumuman ini merupakan sinyal besar untuk menunjukkan proyek tersebut masih hidup," tambahnya saat jumpa pers.

"Kami bertanya-tanya apakah sinyal kuat tersebut ini juga bisa mencakup beberapa konsesi," tambahnya.

Wang juga bertemu dengan presiden Rosneft, Igor Sechin, dan membahas perluasan perdagangan minyak mentah, meningkatkan pendapatan dari proyek kilang Tianjin, dan memperluas kerja sama dalam eksplorasi dan pengembangan di Rusia,? ujar CNPC.

Miller mengatakan bahwa konsumsi gas alam di China diperkirakan mencapai 300 miliar meter kubik per tahun dalam beberapa tahun ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: