Bank Indonesia Jawa Barat mencatat pada Juni 2017, inflasi bulanan sebesar 2,51 persem (mtm), meningkat dibanding Mei sebesar 0,55 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi kelompok AP pada Juni 2017 mencapai 10,71 persen (yoy).
Kepala Grup Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat (KPwBI Jabar) Ismet Inono mengatakan, seiring dengan pencabutan subsidi bertahap, dampak kenaikan TTL pelanggan golongan 900VA tahap ketiga sebesar 30,75 persen masih terasa hingga bulan Juni 2017.
"Kenaikan TTL ini memberikan andil inflasi yang tinggi (0,17 persen) dibandingkan Mei karena pengguna pascabayar untuk golongan 900VA di Jawa Barat mencapai 58,29 persen dari seluruh pengguna listrik golongan 900VA," katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (6/7/2017).
Selain dari kenaikan tarif listrik, inflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah juga didorong oleh peningkatan permintaan pada angkutan antar kota, angkutan udara dan tarif kereta api dengan andil masing-masing sebesar 0,27 persen, 0,03 persen dan 0,02 persen. Kondisi ini dipengaruhi oleh budaya mudik Lebaran yang dilakukan terutama oleh para perantau di kota besar.
Ismet menambahkan kelompok harga pangan bergejolak (VF) mengalami inflasi bulanan sebesar 0,91 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Mei yang mengalami inflasi sebesar 1,36 persen. Begitupun secara tahunan kelompok VF mengalami penurunan dari 4,26 persen (yoy) menjadi 2,06 persen (yoy) pada Juni.?
"Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah dan daging ayam ras, disebabkan oleh tingginya permintaan menjelang hari raya Idul Fitri. Meskipun demikian, harga komoditas tersebut cukup stabil karena kecukupan pasokan dalam memenuhi permintaan tersebut,"ungkapnya
Inflasi yang lebih tinggi juga diredam oleh beberapa komoditas seperti jeruk, bawang putih, cabai rawit dan cabai merah, dimana pemerintah telah menjaga pasokan komoditas tersebut sebelum bulan Ramadhan tiba.?
"Harga pangan pada bulan Juni cukup stabil, hal ini karena adanya upaya dari pemerintah yang mengendalikan harga pangan dengan beberapa upaya, salah satunya dengan menerapkan kebijakan harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan ditingkat pembeli," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement