Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur Sumsel Ingin Sekolah Masukkan Kurikulum Pencegahan Narkoba

Gubernur Sumsel Ingin Sekolah Masukkan Kurikulum Pencegahan Narkoba Kredit Foto: Irwan Wahyudi
Warta Ekonomi, Palembang -

Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, setidaknya dalam sehari ada 33 orang meninggal karena narkoba, yang sebagian besar masih berusia produktif, muda dan mempunyai masa depan baik.

"Presiden sudah memberikan arahan. Saya tegaskan pasokan narkoba harus diputus, menangkap bandar, dan merehab korban pencandu (pemakai)," ungkapnya di Griya Agung, Kamis (13/72017).

"Pencegahan ini akan dimasukkan dalam kurikulum di SMA, hingga SD dengan pemahaman bahaya penyalahgunaan narkoba, seperti di Kalimantan Timur dan Tulung Agung. Nanti saya akan ngomong dengan presiden. Paling tidak tahun depan baru masuk kurikulum," tambahnya.

Selain itu, Alex menegaskan kepada seluruh Bupati/Walikota se-Sumatera Selatan untuk sering memberikan pengawasan kepada para pegawai. Untuk sering melakukan tes urin kepada para pegawai.

"Seperti saat saya masih Bupati Muba ada 3 ribu pegawai, tapi tidak ada satu pun yang kena," ujarnya.

Termasuk kepala daerah, menurut Alex, sebagai panutan bagi bawahan dan masyarakatnya. Untuk memberikan contoh yang baik. Jangan sampai ada kepala daerah yang terbukti sebagai pemakai narkoba.

"Sudah menjadi rahasia umum, kepala daerah menjadi pengguna. Karena harus menjadi panutan, nanti dalam persyaratan KPU bukan melalui urin saja, selain itu darah dan rambut harus diperiksa dan tidak boleh kompromi," paparnya.

"Bupati/walikota harus keras ke bawah, lakukan pemeriksaaan terus menerus. Kalau ada PNS pemakai narkoba, saya berhentikan 2 kali," tegasnya.

Dalam sambutannya, yang membacakan sambutan dari Presiden RI Joko Widodo. Narkoba menjadi musuh Bangsa yang harus diperangi bersama-sama. Menurutnya, narkoba digunakan untuk melumpuhkan kekuatan bangsa. Untuk itu, diperlukan pengurangan pasokan dan permintaan narkoba.

Narkoba, oleh Pemerintah mendapatkan perhatian serius, pada 2015 telah dinyatakan perang terhadap narkoba, dan pada 2016 tindak tegas bandar narkotika, kemudian pada 2017 tindak tegas bandar dan buat aturan hukum.

"Saat ini darurat narkoba. Mari saling melindungi dan ini bukan hanya tanggung jawab BNN," terangnya.

Dalam tugasnya, BNN melakukan upaya pencegahan, melakukan upaya operator development, dan penyempurnaan regulasi.

"Narkoba menyasar seluruh lapisan masyarakat. Sehingga menjadi ancaman serius," ungkapnya.

Berdasarkan data dari dunia internasional, muncul zat adiktif baru, sedikitnya sebanyak 644 zat. Sementara, di Indonesia diperkirakan ada 65 zat, dan baru diakui 43 jenis zat

"Semuanya harus berpartisipasi. Untuk tidak mulai penyalahgunaan narkotika karena hukumannya sangat berat. Sehingga lebih tepat mencegah daripada mengobati. Masyarakat diberikan pelatihan, dan memilih kehidupan lain yang lebih baik," paparnya.

"Dibutuhkan dukungan yang baik dari pemerintah dan masyarakat. Sehingga dapat melindungi segenap bangsa dan tumpah darah," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, sesuai dengan arahan yang disampaikan gubernur, pihaknya akan terus berupaya memberantas peredaran narkoba di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

"Pemberantasan (narkoba) tidak hanya penegak hukum saja, semua harus peduli. Selama inikan masih informasi yang diterima di kepolisian kebanyakan dari anggota," terangnya.

Kapolda menegaskan, pemberantasan narkoba yang dilakukan pihaknya tidak hanya kepada para pengedar. Melainkan, pihaknya juga akan memberantas pengguna yang ada di internal Kepolisian.

"Kedalam juga saya berantas nanti. Kalau sumsel ini sebagai lintasan dan pasar dari Medan," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irwan Wahyudi
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: