Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menilai pernyataan Presiden PKS Muhammad Sohibul Iman yang menyatakan pengusungan dirinya?dalam Pemilihan Umum Gubernur (Pilgub) Jawa Barat hanya sebatas pernyataan bukan keputusan. Meski, dirinya mengapresiasi pernyataan tersebut namun Demiz hingga saat ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh PKS.
"Asyik-asyik saja kita mah. Ini baru pernyataan dari satu pimpinan partai. Sampaikan apresiasi saya ke Pak Sohibul Iman. Namun saya juga mengerti ada kesepakatan yang harus dibuat oleh partai koalisi dalam menentukan segala sesuatunya termasuk saya," katanya kepada wartawan di Bandung, Sabtu (29/7/2017).
Menurutnya, Pilgub ini sangat dinamis karena setiap waktu bisa turun-naik termasuk elektabilitas. Dia meminta masyarakat agar tetap tenang karena munculnya tiga nama tertinggi yaitu Demiz, Ridwan Kamil, dan Dedy Mulyadi yang sudah menjadi wacana bahkan bisa saja berubah karena ada kesepakatan baru dari partai koalisi.
"Pilgub itu dinamis. Jadi, tidak usah kebakaran jenggot. Saya sendiri enggak pernah dihubungi. Artinya, ini belum menjadi sebuah keputusan dari partai koalisi, baru pertanyaan sepihak dari para pengurus partai," ujarnya.
Ditanya kriteria pendamping dirinya dalam pilgub Jabar nanti, meski hal tersebut konsumsi para partai koalisi, aktor senior ini mengungkapkan masing-masing partai punya pandangan tersendiri tapi yang jelas harus bersadarkan atas kesepakatan dan keputusan partai.
"Kriteria pendamping saya masih bisa didiskusikan jangan-jangan keliru. Mungkin ada pertimbangan yang lain makanya perlu kita duduk bersama-sama termasuk saya yang dicalonkan dengan partai pendukung," ungkapnya
Seandainya Ahmad Syaiku mendampingi dirinya maju dipilgub Jabar, Deddy menghimbau agar memperhitungkan pemilihan kriteria tersebut dengan hasil diskusi koalisi partai. Minimal harus ada keputusan dua pemimpin?partai yaitu Gerindra dan PKS. Bahkan tidak tertutup kemungkinan bisa bertambah lagi.
Demiz menambahkan dirinya pun bisa mengusulkan calon Wakil Gubernur Jabar kepada koalisi partai. Selain itu, ia bisa menolak pasangan yang diusung koalisi partai seandainya tidak sesuai dengan pilihannya bahkan bisa mundur dari pencalonan Gubernur Jabar.
"Misalnya sama kucing belang, saya enggak bisa. Apalagi sama anak macan, saya bisa digaruk nanti," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement