Kementerian Komunikasi dan Informatika?(Kemenkominfo) akan membuka kembali pemblokiran terhadap Telegram selama terjalin kerja sama yang baik dengan menghapus konten radikalisme.
Menkominfo Rudiantara mengaku pihaknya sudah bertemu dengan CEO Telegram Pavel Durov yang berjanji akan menghapus konten terorisme dan radikalisme. Kemenkominfo akan membuat tata cara berkomunikasi dan interaksi antara Indonesia dengan Telegram.
"Justru nanti mau dibuka lagi Telegram. Sekarang sudah dibuatkan tata cara berkomunikasi atau berinteraksi antara Indonesia dengan Telegram secara rinci. Jika selesai maka minggu depan dibuka lagi. Kan sudah di-address. Pavel yang bicara bahwa dia akan membersihkan Telegram dari konten radikalisme dan terorisme," katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (3/8/2017).
Selain masukan kepada Telegram, Menkominfo juga melayangkan kritik terhadap Facebook maupun Goggle terkait konten yang berbau radikalisme dan terorisme. Mereka pun akan menghapus konten-konten tersebut. Rudiantara menegaskan pemblokiran dilakukan jika tidak mau bekerja sama dengan baik, misalnya terjadi pembiaran akan konten yang membahayakan masyarakat.
"Ke depannya bagaimana kita membina komunikasi dengan semuanya. Kemarin saya juga ketemu sama Facebook, sama dia bilang begitu," ungkapnya.
Dia berharap dalam penanggulangan konten radikalisme dan terorisme maupun informasi hoax bukan hanya sebatas pemerintah saja melainkan melibatkan seluruh lapisan masyarakat termasuk komunitas.
"Tidak bisa pemberantasan informasi hoax itu dilakukan oleh pemerintah sendiri. Harus semua komponen namanya juga media sosial dan kejadiannya di masyarakat. Jadi, semuanya harus bergerak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement