Tim Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2017), ikut melakukan pemadaman kebakaran hutan di area produksi benih pohon jati seluas 2,5 hektare di Desa Setren, Kecamatan Ngasem.
"Di kawasan setempat, ada pohon jati merupakan tanaman sekitar 1970 seluas 16,5 hektare. Tetapi lokasi kebakaran di kawasan areal produksi benih jati seluas 2,5 hektare," kata Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo di Bojonegoro.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperoleh informasi adanya kebakaran hutan di area produksi benih jati di desa setempat dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro pukul 12.45 WIB.
"KPH Bojonegoro meminta bantuan adanya kejadian kebakaran hutan itu, sebab kalau kebakaran terus meluas bisa membakar di kawasan hutan jati lainnya," kata dia.
Dalam mengatasi kebakaran hutan produksi benih, menurut dia, dikerahkan satu unit mobil pemadam kebakaran dilengkapi dengan sejumlah petugas pemadam kebakaran.
Pemadaman kebakaran hutan itu, kata dia, dilakukan bekerja sama dengan jajaran Polsek Ngasem, Bubulan, juga jajaran Polres dan Perhutani dengan dibantu masyarakat.
"Kebakaran bisa dipadamkan sekitar 1 jam kemudian," katanya.
Ditanya penyebab kebakaran, dia memperkirakan perbuatan seseorang yang membuang puntung rokok ke kawasan hutan kemudian membakar daun kering dan semak-semak.
"Tidak ada korban jiwa dan kebakaran tidak menimbulkan kerugian. Sebab api hanya membakar daun kering dan semak-semak, tetapi kebakaran seperti itu mempengaruhi unsur hara tanah dan merusak tumbuhan bawah," ujarnya menambahkan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ Budi Mulyono menambahkan pemkab sudah mengirimkan surat kepada seluruh jajarannya mulai dinas, instansi, juga 28 camat di daerahnya terkait kewaspadaan ancaman kebakaran hutan dan lahan pekan lalu.
"Surat kami kirimkan menindaklanjuti surat Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, terkait kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan," katanya menjelaskan.
Wakil Administratur KPH Bojonegoro Diky Iswandaru menambahkan, kerugian yang disebabkan kebakaran hutan di wilayahnya rata-rata sekitar Rp30 juta per tahun.
"Kerugian kebakaran hutan tidak merugikan banyak, sebab biasanya hanya semak-semaknya yang terbakar. Tapi pertumbuhan tanaman jati di sekitar lokasi terbakar biasanya terhambat," katanya. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement