Sebanyak 40 perusahaan perkebunan kelapa sawit menerima sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Dengan demikian, hingga kini terdapat 306 perusahaan yang telah mengantongi sertifikat yang wajib dimiliki perkebunan kelapa sawit tersebut.
Sekretaris Komisi ISPO, Dedi Djunaedi mengungkapkan dari 306 sertifikat ISPO tersebut, 304 di antaranya diberikan kepada perusahaan sawit, satu asoisasi petani plasma, dan satu koperasi petani swadaya.
?Sehingga total untuk 306 perusahaan yang telah mendapatkan sertifikat ISPO tersebut memiliki lahan seluas 1,882 juta ha dengan produksi CPO per tahun sekitar 8,15 juta ton,? kata Dedi.
Sertifikat ISPO tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) di Auditorium Kementan, Jakarta. Sementara itu, Dirjen Perkebunan Bambang mengatakan bahwa pemberian sertifikat ISPO tersebut menunjukkan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah berkomitmen pada praktik keberlanjutan.
?Intinya ISPO adalah pengakuan pasar terhadap produk turunan kelapa sawit kita bahwa dilaksanakan dengan tata kelola yang ramah lingkungan. Untuk bisa diakui pasar internasional jangan berharap pada pihak lain hanya kita sendiri,? ujar Bambang.
Ia pun mengimbau kepada pengusaha dan petani sawit memiliki sertifikat ISPO agar produknya mampu bersaing di pasar-pasar internasional. Kampanye negatif tentang sawit yang dilakukan pihak asing hingga saat ini tetap gencar karena persaingan bisnis minyak nabati.
?Saat ini baru 14% dari total kelapa sawit Indonesia. Target kita secepatnya harus ISPO semua. Supaya pasar luar negeri menghargai produk kita,? tegasnya.
Berdasarkan dokumen yang diterima Warta Ekonomi, beberapa perusahaan sawit yang menerima ISPO di antaranya PT Gunayaja Ketapang Sentosa, PT Banyu Kahuripan Indonesia, PT Bina Pratama Sakato Jaya (Kiliran Jao), PT Bina Sains Cemerlang, PT Bukit Barisan Indah Prima, PT Daya Labuhan Indah, PT Mutiara Agam, PT Primabahagia Permai, dan PT Buluh Cawang Plantation.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement