Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Gelar Festival Ekonomi Syariah di Maluku Utara

BI Gelar Festival Ekonomi Syariah di Maluku Utara Kredit Foto: Antara/Audy Alwi
Warta Ekonomi, Ternate -

Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) selama lima hari dengan memberi pelatihan bagi wirausaha muda di daerah itu untuk bisa berinovasi dalam mengembangkan berbagai produknya ke pasaran.

"Pelatihan atau workshop yang diberikan sangat bermanfaat, sebab pada saat diterapkan dalam marketing produknya yang baru dibangun selama tiga tahun telah berhasil meraih omset sebesar Rp20 juta per bulan," kata Direktur Faka Tanawan Industri, Kurniawan Adhiyatma di Ternate, Sabtu (2/9/2017).

Dia berhasil menyingkirkan tujuh Peserta wirausaha dalam Festifal yang dilakukan dengan memadukan ilmu yang didapatkan selama pelatihan WHUBI dan dipadukan dengan strategi presntasi usaha berbasis syariah dan penerapan syariah.

Untuk itu, diharapkan kepada para WHUBI agar dapat mengikuti kegiatan Workshop dengan mengambil pengetahuan atau menambah ilmu marketing atau strategi produknya untuk dapat mengembangkan produk mereka dengan baik, dan juga bagi GENBI agar bagaiman dapat menyerap informasi tentang kewirausahaan agar kelak setelah selesai dibangku kuliah dapat menciptakan kesempatan kerja sendiri.

"Saya contohkan kalau rawon surabaya, ikan surabaya, semuanya serba Surabaya sehingga di Ternate ini apa yang bisa dikembangkan jangan jenis batik tapi tidak ada ternate nya seharusnya batik Ternate, ikan bakar Ternate, kripik Ternate, pala Ternate, sehingga Ternatenya itu selalu dibawa supaya comunal branding atau branding komunitas betul-betul terangkat," katanya.

Selain itu, personal branding yaitu membuat mereka bisa dapat memberikan kontribusi terhadap komunitas, sehingga nama mereka bisa diingat dan juga akan membahas tentang bagaimana cara membangun pasar karena pasar-pasar ini banyak ide orang banyak lalu memaksakan ide tersebut.

Meskipun tidak ada yang mau berminat akhirnya mereka sudah letih bikin produk dan investasi besar tetapi tidak ada pembeli. jadi bagaimana caranya mereka dapat membuat produk yang diinginkan pasar, bukan membuat produk yang memang mereka suka buat Sebab, pada akhirnya bisa membuat strategi yang lebih efektif untuk mendapatkan pasar yang terluas.

Sedangkan, mengenai dedikasi dan reputasi untuk membangun brand dan marketing yang efektif untuk mendapatkan pasar yang terluas.

"Kami bisa membangun puluhan tahun reputasi tapi untuk menghancurkan cukup lima menit sudah rusak, jadi kami harus buat orang percaya produk kita, konsisten dengan produk kita, dan membuat produk kita layak dipertahankan," ujarnya. (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: