Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Provinsi Banten Sanuji Pentamarta mengatakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena itu, jangan sampai PKI hidup kembali di Tanah Air," kata Sanuji di Lebak, Minggu (1/10/2017).
PKS mendukung pemutaran ulang film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI yang digagas Panglima Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sebab paham PKI sangat bertentangan dengan Pancasila dan NKRI juga umat Muslim.
Dimana tujuan organisasi terlarang itu berkeinginan mengubah ideologi Pancasila menjadi paham komunis.
Selain itu kejahatan PKI sangat kejam dengan membunuh para kiyai,ulama dan santri di Jawa Timur juga tujuh jenderal di Jakarta tahun 1965.
Bahkan, PKI itu mengembangkan ajaran atheisme atau tidak memiliki Tuhan (sang pencipta).
Sedangkan, masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan masing-masing terhadap Tuhan,seperti agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu juga termasuk masyarakat Badui.
Namun, ideologi yang dikembangkan PKI itu tentu bertentangan dengan Pancasila pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu, sejarah kelam PKI jangan sampai bangkit kembali di seluruh Indonesia.
"Kami minta masyarakat mewaspadai kebangkitan paham-paham PKI itu," katanya menjelaskan.
Menurut Sanuji, masyarakat Indonesia harus mengetahui sejarah kelam PKI melalui pemutaran film tersebut diharapkan tidak terulang sepakterjang PKI.
Pemutaran film G30S/PKI yang terakhir diputar tahun 1998 dan sekitar 20 tahun sudah tidak melihat lagi film bersejarah ini.
Saat ini, PKS Kabupaten Lebak menggelar pemutaran ulang film G30S/PKI ditingkat ranting kecamatan dan kabupaten.
Artinya, pemutaran film G30S/PKI itu memberikan pemahaman sejarah bagi generasi bangsa harus tidak terulang kembali PKI di Tanah Air.
"Kami minta jangan sampai sejarah kelam PKI itu terulang kembali," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement