Volatile foods?kembali menjadi pendorong inflasi September 2017. Kondisi tersebut dipengaruhi utamanya oleh kenaikan harga cabai merah terkait dengan terbatasnya pasokan akibat harga cabai yang sangat rendah beberapa waktu yang lalu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sumut, Arief Budi Santoso mengatakan, dengan kondisi tersebut inflasi Sumatera Utara di bulan September tercatat cukup tinggi (0,99%, mtm), lebih tinggi dibanding pola historisnya (0,52%, mtm). Inflasi Sumatera Utara tersebut jauh di atas nasional yang tercatat pada angka 0,13% (mtm).
Namun demikian, berdasarkan tahun kalender di tahun 2017, IHK Sumatera Utara pada periode laporan mencapai 1,82% (ytd) atau dibawah nasional yang mencapai 2,66% (ytd). Selain itu secara tahunan, tekanan inflasi menurun dibandingkan bulan sebelumnya sehingga menjadi 3,86% (yoy).
?Kenaikan harga cabai terjadi di semua kota yang disurvei oleh BPS sehingga seluruh kota perhitungan IHK di Sumatera Utara mengalami inflasi yang cukup tinggi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan mencapai 1,08% (mtm) disusul oleh Sibolga dan Pematang Siantar dengan inflasi masing-masing sebesar 0,93% (mtm) dan 0,55% (mtm). Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padangsidempuan yang mencapai 0,40% (mtm),? katanya Selasa (3/10/2017).
Dikatakannya, data PIHPS Provinsi Sumatera Utara menunjukkan level harga cabai merah mencapai Rp.36.000,-/kg. Dengan perkembangan tersebut, sejak awal tahun inflasi?volatile foods?masih tercatat deflasi sebesar -1,66% (ytd). Inflasi pada kelompok ini pada September 2017 mencapai 3,25% (mtm), masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 4,14% (mtm).
?Kenaikan inflasi juga terjadi pada kelompok inflasi inti. Secara bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,24% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 0,08% (mtm). Secara keseluruhan tahun inflasi pada kelompok ini mencapai 2,35% (yoy), dengan inflasi tahun kalender mencapai 2,02% (ytd). Hal tersebut memperlihatkan bahwa tekanan inflasi dari sisi permintaan masih relatif rendah,? ujarnya.
Sementara itu, inflasi kelompok?administered price?relatif stabil tercatat sebesar 0,04% (mtm). Stabilitas inflasi kelompok ini didorong oleh tidak adanya kebijakan?administered prices?yang bersifat strategis. Namun demikian, secara tahunan untuk inflasi kelompok ini masih tercatat relatif tinggi mencapai 6,96% (yoy) atau 6,03 (ytd).
?Ke depan, inflasi diyakini dapat tetap terkendali dan berada pada sasarannya, yaitu 4%?1% (yoy).?Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara?terus melakukan koordinasi pengelolaan pasokan dalam rangka pengendalian inflasi sesuai dengan?roadmap?jangka pendek dan menengah TPID yang diperlukan untuk menjaga ekspektasi inflasi,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement